Ngoreti

Krim kaki dan body lotion yang dikoreti


Saya tidak menemukan padanan kata dalam Bahasa Indonesia yang mendekati kata “Ngoreti”.
Ngoreti adalah kosa kata dalam Bahasa Jawa. Karena saya tidak dapat menjelaskan arti kata ngoreti dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD, maka saya akan memberi contoh apa sih ngoreti itu?.
Contohnya begini : Jika kita menuang sirup dari botolnya hingga sirup habis, maka akan kita dapati sisa-sisa sirup yang masih menempel di seluruh permukaan botol bagian dalam bukan?. Kemudian kita (baca : saya) akan melakukan aksi ngoreti dengan cara menuangkan sedikit air matang ke dalam botol lalu mengguncangnya hingga botol bersih dari sisa sirup dan kitapun mendapat setengah gelas sirup hasil ngoreti *panjang ya contohnya*.

Semalam saya baru saja ngoreti body lotion dan krim untuk kaki dari wadahnya. Tiba-tiba saya ingat salah seorang teman yang komentar “Ya ampuuuuun, kalau aku dah kubuang tuh”.
Hehehe, atas nama hemat pangkal kaya, ngoreti pangkal cantik, maka saya terbiasa mengoreti kosmetika saya hingga wadahnya bersih dari sisa kosmetik yang menempel. Lumayan lho, hasil ngoreti body lotion, bisa saya pakai untuk mengolesi kedua tangan dan kaki. Sedangkan hasil ngoreti krim untuk kaki, bisa untuk 5 kali pakai, karena krim itu kental dan pemakaiannya sedikit, hanya di tumit saja.
Sebenarnya bukan hanya atas nama hemat, namun lebih pada MENGHINDARI MUBADZIR.
Saya, salah seorang dari sekian banyak penduduk dunia yang keukeuh menghindari mubadzir, karena saya tidak mau jadi temannya setan (kan dalam Hadist dikatakan pelaku mubadzir adalah teman setan).
Saya pernah menulis di sini, dan di sana bagaimana budaya mubadzir yang telah mengakar dan menyebabkan kita kehilangan  sesuatu yang harusnya bisa kita manfaatkan.

Saya juga tidak melihat keuntungan dari membuang begitu saja (tanpa ngoreti dahulu isinya) wadah kosmetik. Justru dengan ngoreti, kita bisa meringankankerja alam untuk mendaur ulang.
Dengan ngoreti, yang kadang harus “merusak” kemasan/wadah, juga mengurangi potensi pemalsuan.
Sering kita dengar kosmetik yang dipalsukan dengan memanfaatkan wadah bekas, lalu mengisinya dengan kosmetik palsu bukan?. Yah walaupun para pemalsu itu bisa saja membuat kemasan baru yang sama, namun ada banyak kasus pemalsuan dengan menggunakan wadah bekas.

Menurut saya aksi ngoreti bukan tindakan yang mencerminkan perilaku hemat yang kebablasan alias pelit medit bin kikir. Beda jauuuuh temans (cari sendiri perbedaannya ya)
Dalam melakukan tindakan kita akan memilih hal yang terbaik. Jika membuang wadah dengan sisa yang masih menempel dipandang adalah hal yang paling baik, maka lakukan saja. *masih berpikir apa keuntungan membuang wadah yang masih bersisa*

Semoga kita semua terhindar dari sifat mubadzir.

Wallahu a’lam bishshawab

2 komentar:

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa