World Hijab Day


8 tahun yang lalu, pemerintah Inggris, tepatnya di London membuat sebuah larangan bagi para mahasiswa untuk mengenakan simbol keagamaan apapun bentuknya, termasuk hijab di tempat umum. Keputusan ini mengundang protes banyak orang, khususnya wanita muslim yang memang diwajibkan mengenakan busana yang menutupi aurat.

Kericuhan ini membuat para petinggi negara panik dan dibuatlah Konferensi London 4 September 2004 yang dihadiri 300 delegasi dari 102 organisasi di Inggris dan 35 negara lainnya. Pertemuan ini menghasilkan dukungan kepada para muslimah dan memperbolehkan untuk tetap mengenakannya di muka umum. Tanggal itu pula ditentukan sebagai Hari Solidaritas Hijab Dunia.
Wanita di beberapa negara Eropa seperti Prancis, Jerman, Turki dan sebagainya pun merayakan hari berhijab sejak tanggal tersebut. Hari ini bukan hanya sekedar hari memakai hijab, melainkan menyemangati wanita di seluruh dunia agar tak takut lagi menentukan pilihan berbusananya atas larangan siapapun.

Di Prancis, anak perempuan dilarang masuk ke sekolah tertentu jika ia mengenakan hijab. Di Turki, wanita pemakai hijab tidak boleh mendapat perawatan medis, dan di Tunisia, wanita berhijab akan dimasukkan ke bui dan disiksa. Inilah contoh konkret betapa berartinya Hari Solidaritas Hijab Dunia dikumandangkan.
(Sumber : wolipop )

Bersyukurlah muslimah di Indonesia kini bebas mengenakan hijab (waktu SMA saya masih merasakan "tekanan" dari pihak sekolah saat mengenakan hijab)
Saya pernah memposting tentang hijab disini

Tadi saat saya kelayapan di twitterland menemukan kultwit bagus dari @awyyyyy , seorang tuip yang sedang belajar di tanah Arab.
Saya sarikan kultwitnya ya, kira-kira seperti ini :
Hijab sebenarnya tidak berhubung langsung dengan akhlak, sebab hijab itu masuk bagian syariat (Islam) sementara akhlak ranahnya adalah (Ihsan). Maka jika muslimah berusaha kaaffah ("sempurna") dalam din-nya, agamanya, dia harus ber-Islam sekaligus ber-Ihsan. Artinya, hijab adalah keharusan menyendiri bagi setiap muslimah, tanpa melihat akhlaknya baik atau belum.Otomatis, dalam aturan syariat, jika seseorang itu telah baligh, maka dia mendapat taklif (pembebanan, melakukan syariat itu), dan salah satunya adalah berhijab. Maka muslimah harus tahu, saat dia baligh, dia punya keharusan berhijab, tanpa melihat akhlaknya baik atau belum, siap atau belum siap, saat baligh, saat saat itu juga dia dikenai kewajiban berhijab
Maka tentu bukan jadi alasan andai muslimah belum mau berhijab sebab akhlaknya belum baik.
Penjilbaban hati hanyalah pelarian istilah saja untuk kabur dari keharusan mengenakan hijab dalam keseharian. Perkara mengenakan atau tidak, itu kembali kepada kebebasan muslimah masing-masing. namun harus tahu syariat seperti itu. Artinya, jika dia memilih tidak mengenakan, itu pilihan dia, namun konsekuensi syariat tetap jalan, yaitu dosa.
Tepiskan cibiran andai kebetulan ada muslimah tapi akhlaknya masih urakan,(misalnya ada komentar "Masa' berhijab tapi kok begitu moralnya") sekali lagi!!, hijab tak berhubung langsung dengan akhlak.
Untuk itu, hindari komentar seperti diatas dengan menjadi muslimah yang kaaffah, berperilakulah yang baik, dan tentu saja kenakan hijab.
Jangan termakan dengan hasutan "Tidak perlu berhijab, asal tampil rapi" (tanpa harus menutup semua aurat), atau hijab adalah adatnya orang Arab saja.
Andai benar berhijab adalah adat, maka harus diketahui, bahwa jika adat diakui syariat, dengan nash, maka ia jadi bagian syariat. Jika telah ditetapkan syariat, maka ia tak lagi jadi adat yang bisa ditinggal kapan saja.
Hal ini sangat maklum sekali, terutama bagi yang mempelajari ilmu ushul fiqh.
Benarkah hijab adalah adat Arab?. Saat opening ceremony olimpiade London 2012 kemarin, ada segerombolan orang yang mengenakan pakaian khas pedesaan Inggris, yang penggembala/petani wanitanya mengenakan apa?, penutup kepala dan baju panjang kan? Artinya itu bukan adat Arab.
Berdasarkan penjelasan diatas, kini sudah saatnya memulai komitmen menjadi muslimah kaaffaah dengan berhijab dan berhias akhlak yang baik.
Hijab adalah proteksi alamiah bagi seorang muslimah, bodyguard Ilahy. Hijab menjadi proteksi bagi dirinya sendiri (sehingga berakhlak baik) dan proteksi dari gangguan luar serta dapat mengangkat harkat.
Jika dicermati rata-rata alasan keengganan sebagian muslimah berhijab, bukan sebab tidak siap, tapi lebih karena nafsu. Tentu saja nafsu apapun, tidak harus nafsu syahwat saja. Entah itu nafsu ketakutan tidak bisa kerja, ketakutan terlihat tidak menarik, dll.
Percaya, saat muslimah berjilbab, dia semakin anggun, cantik dan saat yang sama semakin berwibawa dan "terhormat".

Nah, masihkah para muslimah ragu berjilbab setelah membaca postingan ini?
Apa alasan keraguanmu?

10 komentar:

  1. Balasan
    1. jangaaaaaaaaaan.
      hehehe..akhirnya bisa komen ya, tadi memang error kali blogcepotnya

      Hapus
    2. HUman error again n again...

      Hapus
    3. hahaha...habis klo komen loadingnya gak selesai-selesai Yo, dah gitu dapat laporan di twitter klo blogku gak bisa dikomentari. xixixi. yang sabar ya Yo

      Hapus
  2. benar sekali yang ukhti sampaikan..urusan akhlak adalah urusan tersendiri, yang penting ber-hijab dulu...kemudian barulah menyempurnakan jilbab-nya dengan memperbaiki akhlak-nya, karena kalau di balik, sempurna akhlak baru ber-hijab, ...bisa-bisa tidak berhijab selamanya, karena alasan akhlaknya belum-lah sempurna :)

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa