Nyaman Itu Pilihan

-->

Kemarin malam adalah malam yang cukup sibuk bagiku
Di Yahoo Messanger sedang  curhat hal yang menggembirakan dengan teman, di twitter sedang melayani teman yang tanya ini dan itu, di telpon sedang menerima order dan menjawab telepon teman yang akan datang ke kotaku, sementara di FB sedang ngrumpi membahas satu proyek sosial namun direcoki satu orang songong sehingga membuat aku dan teman-teman merasa tidak nyaman.

Setiap orang mempunyai pilihan dalam menjalani hidupnya, tak selalu sama dengan pilihan kita.
Ada yang memilih menjadi pribadi yang lugas meski harus siap dengan resiko tak menyenangkan. Perjalanan hidup telah memberikan banyak pelajaran pada saya, hingga saya dengan yakin menjatuhkan pada satu prinsip dalam menjalani hidup.

Tentu tidak mudah menjadi pribadi yang lugas, apalagi dahulu jika dia adalah anak yang cukup pendiam, tidak berani mengatakan apa yang dirasakan, dengan alasan takut menyinggung perasaan orang lain, walaupun pada saat yang sama merasakan ketidaknyamanan akibat perlakuan orang lain.
Hingga perubahan itu datang, saat dapat merasakan nikmatnya menjadi orang yang dapat mengatakan apa yang tak disuka atas perlakuan orang lain.
Mengatakan ketidaknyamanan kita pada orang lain tentulah harus dikelola sedemikian rupa agar kita tak menanggung resiko yang besar. Tidak semua orang bisa menerima pernyataan ketidaknyamanan kita. Namun terus menerima ketidaknyamanan juga bukan pilihan terbaik untuk kita.
Zaman dahulu kala, saya pernah dicap seseorang sebagai orang yang tidak bisa mendengarkan orang lain hanya karena saya punya pilihan berbeda dengannya. Bagi saya cap seperti itu sudah menjadi bagian resiko yang telah saya perhitungkan atas kelugasan saya. Tidak perlu sakit hati dicap seperti itu. Semua orang berhak menilai kita dengan “kacamata”  mereka sendiri-sendiri.
Semakin hari saya semakin nyaman dan yakin dengan pilihan saya. Imbasnya semakin tidak terpengaruh dengan komentar orang lain. Ini membawa kepercayaan diri untuk bisa berinteraksi dengan orang lain. Semakin nyaman diri kita maka kita semakin kecil keinginan untuk “menyerang” orang lain.
Dan semakin nyaman diri kita semakin mudah diterima lingkungan.

Seringkali kita melihat sumber ketidaknyamanan kita  adalah orang di luar kita. Entah itu karena tindakan atau komentarnya.
Sesungguhnya tidak, sumber ketidaknyamanan kita ada pada diri kita sendiri. Bagaimana kita bereaksi dengan apa yang ada di luar diri kita.
Misalnya saat orang berkomentar ini dan itu. Buat saya sah-sah saja orang berkomentar.
-->
Kita tak boleh menutup telinga dari komentar orang lain, namun juga tak perlu mengikuti semua perkataan mereka, karena kita punya prinsip hidup sendiri yang mungkin berbeda dengan si komentator.
Bukankan berkomentar adalah hal yang paling mudah dan murah?.
Tak perlu menanggung biaya ataupun resiko dari apa yang kita kerjakan. Kita untung, dia komentar tanpa memberi andil atas keuntungan kita. Kita rugi, dia juga berkomentar tanpa harus menanggung kerugian kita.

Jadi untuk apa kita kemudian merasa tidak nyaman atas apa komentar seseorang?. Jika komentarnya kita rasa benar dan membaikkan, mari kita lakukan tanpa dibebani rasa gengsi. Jika komentarnya kita rasa tidak benar dan tidak sesuai dengan prinsip kita, maka tak perlulah merasa tidak nyaman untuk mengabaikannya, karena kita mempunyai hujjah atas penolakan kita.
Bahwa kita hidup berdampingan dengan orang lain adalah hal nyata dan harus kita jaga harmoninya, itu adalah benar, namun keteguhan kita memegang prinsip juga harus tetap dikukuhkan. Apa jadinya jika kita selalu mengikuti kata orang lain hanya demi rasa takut menyinggung perasaannya?, justru kita akan diombang-ambingkan dalam hidup yang  tidak punya prinsip.

So, nyaman itu adalah pilihan kita, hasil “rekayasa” kita atas kejadian diluar yang mengenai diri kita. Nyaman bukan pemberian orang lain.
Sesungguhnya orang-orang yang paling nyaman hidupnya adalah orang-orang yang senantiasa berpegang teguh pada AturanNYA.


Wallahu a’lam bishshawab

4 komentar:

  1. Tulisannya menarik sekali mba saya baca. ssungguhnya dulu saya tak mau kenal dengan komentar, masukan, saran dari orang karena bagi saya prinsip atas diri kitalah yang harus kita dengarkan dan pegang.

    tapi perjalanan waktu, saya mesti terbuka karena ada benarnya masukan itu, meskipun apa kata mba tak semua bisa mesti kita dengarkan atau terima..

    inspiratif
    Tak lupa sambil mengundang rekan blogger sekalian
    Kumpul di Lounge Event Tempat Makan Favorit
    sukses selalu
    Salam Bahagia

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih telah mampir di blog sederhana saya, dan berkomentar, smg kita dapat menjadi pribadi yang senantiasa mengambil hikmah :)

      Hapus
  2. saat aku gak nyaman yah egp apa kata orang meski sesuatu yang memotivasi. karena sreg enggaknya kan apa kata diri kita sendiri *aku ngomong opo iki* #curcol

    BalasHapus
    Balasan
    1. *trus aku mbales komennya gemana mbak? * #bingung

      Hapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa