Motivator KW 13

-->
 Setiap kali saya berhenti di lampu merah simpang empat Pasar Pagi Arengka, saya menghabiskan waktu menunggu lampu hijau dengan membaca banner/iklan yang banyak  disangkutkan pada tiang lampu merah atau pagar pembatas jalan.
Yang paling menarik adalah banyaknya iklan untuk menghadiri seminar yang ditujukan untuk memotivasi diri, yang tentu saja menghadirkan motivator terkenal maupun  tidak dikenal *.
Ada iklan seminar sehari memotivasi diri menjadi wirausaha dengan tanpa modal uang, ada juga iklan meningkat kepercayaan diri, seminar bagaimana membentuk anak penghafal Al Quran dalam “sekejap” dan seambreg iklan lainnya.

Saya amati, akhir-akhir ini banyak sekali muncul sosok motivator-motivator dadakan dan karbitan yang menawarkan berbagai solusi menghadapi kehidupan dengan cara bijaksana.
Sesungguhnya jika kita cermati, ada banyak motivator “berkeliaran” di sekitar kita. Mereka adalah orang-orang tanpa label “Motivator”, namun sesungguhnya mereka membawa pesan bijaksana.
Sebagai contoh : Saya punya sahabat sekaligus patner kerja yang saya anggap sebagai motivator, hanya karena dia senantiasa mengatakan “Nikmati saja rejekimu hari ini”.
Ini sering kali dia katakan saat saya mulai mencela rasa makanan yang tak sesuai dengan lidah saya. Baginya, pantang mencela makanan yang halal dan baik. Begitu makanan terhidang, maka dia akan memakannya dengan tenang.
Sementara saya?, jika makanan itu terasa tak enak, walau tak basi, maka mulut ini sepertinya otomatis akan mengatakan “Gak enak” *kok kayak iklan mie instan aja ya?*.
Namun penjelasan dia yang singkat itu mampu membungkan mulut saya hingga sekarang untuk tak lagi mengatakan “Gak enak”. Itu saya lakukan setelah “mengurai” makna kalimat “Nikmati saja rejekimu hari ini”.
Selain motivator-motivator “terselebung” yang ada di sekitar kita, ada pula kita motivator KW 13 yang juga mungkin sangat dekat dengan kita.
Mengapa saya sebut KW 13?. 
KW (kwalitas) adalah sebutan umum untuk suatu barang palsu, yang tetap ingin disamakan dengan aslinya. Begitu juga sang motivator KW 13 ini, penuh kata-kata bijaksana, namun semuanya palsu, karena dia sendiri tidak yakin. Kalau dia meyakini kalimat bijaksananya, tentulah dia akan melakukannya. Karena yakin itu bukan hanya sebatas percaya saja, namun wajib untuk melakukan apa yang dipercayainya.
Sebaik-baik nasehat adalah yang diamalkan oleh sang penasehatnya.
Kata-kata akan mempunyai “Ruh” jika apa yang kita katakan adalah apa yang kita lihat, dengar, rasa dan pikirkan (sesuai fakta) atau yang kita kerjakan. Bagi saya akan terasa janggal jika menasehati orang untuk tidak merokok padahal dia sendiri merokok dan tentu akan menjadi bencana jika dia menasehati orang untuk merokok demi berkelit dari slogan “Sebaik-baik nasehat adalah yang dikerjakan oleh sang penasehatnya”.
Beberapa kali saya jumpai orang dengan sederet nasehat bijaksana yang tidak dia kerjakan.
Misalnya saat ada orang yang mengatakan,
“Kamu jangan mencontoh saya, contohlah yang baik”
Lho?, kalau gitu si penasehat  tahu dia tidak baik, tapi masih saja berkubang dalam ketidakbaikan, seperti enggan untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimana bisa saya “mempercayai” orang seperti ini?. Mengapa dia sibuk menasehatkan hal baik pada orang lain namun enggan menasehati diri sendiri untuk menjadi lebih baik?. Bukankah ini sudah termasuk membohongi diri sendiri?.

Pepatah mengatakan, “Ambillah yang baik sekalipun dia keluar dari dubur ayam”, maksudnya mengambil telur yang keluar dari dubur ayam, walau dubur ayam adalah tempat yang menjijikkan karena tempat keluarnya kotoran ayam, namun saat yang dikeluarkan adalah telur, kita boleh mengambilnya (walau itu keluar dari tempat yang menjijikkan).
Pepatah ini berbeda maksud dengan omongan motivator KW 13. Telur  tetaplah telur, bukan telur palsu. Sementara nasehat sang motivator KW 13? , entah apa namanya itu, bohong, palsu, munafik atau apa?.  Saya tidak dapat menemukan satu kata yang pas untuk mengatakan seseorang yang gemar memberi nasehat baik namun dia sendiri tak mengerjakan apa yang dinasehatkan.
Saya pikir kalimat “Motivator  KW 13” lah kalimat yang paling mendekati dengan situasi diatas.
Dan semoga kita terhindar dari perilaku palsu dan perkataan palsu. Amin

Wallahu a’lam bishshawab

*Tulisan ini saya buat semata mengingatkan diri sendiri (sebelum mengingatkan orang lain) agar terhindar dari sikap munafik dan dari sifat gemar membohongi orang demi terlihat bijaksana.



2 komentar:

  1. yoi sip kak. Kalau mau menasehati, harusnya pakek kata "KITA", jadi nggak terkesan menggurui...

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa