Teman Tapi Mesra Dari Dunia Maya

Saat membuka inbox di facebook, ada pesan dari seorang teman, dia ingin curhat. Curhat tentang teman BBMnya yang membuat dunianya terasa lebih indah, teman yang hampir 24 jam terus terhubung dengannya, teman yang membuatnya gelisah karena keinginannya untuk terus terhubung dengannya melahirkan pertanyaan, apakah ini akan berpengaruh pada pernikahannya yang adem ayem?.
"Aku menemukan hal yang selama ini aku cari, dan belum aku dapatkan disini, di rumah. Dan diapun sepertinya begitu. dari situlah, komunikasi ini terus terjadi", begitu sebagian isi curhatnya.

Ini bukan pertama kalinya saya mendengar kisah teman dari dunia maya yang menemukan sosok yang mampu membuat hidup serasa penuh warna. Entah ini sudah yang keberapa kalinya.
Saya pun pernah mengalami hal ini, terjebak (atau sengaja menjebakkan diri?) pada hubungan tanpa status, teman tapi mesra.
Awalnya, saya tidak berteman dengannya (untuk selanjutnya teman tapi mesra ini saya sebut dengan inisial "L"), walau saya sudah tahu tentang L dari beberapa teman. Lalu seorang teman mendekatkan kami di facebook. Saya dan teman saya (yang menjerumuskan saya hingga bisa akrab dengan L) sering "jalan-jalan" ngrusuhi dinding facebook L, atau mengomentari status L dengan maksud lucu-lucuan, pokoknya aku dan teman rusuhku ini terkenal sebagai perusuh di kalangan teman-teman L.
Cukup lama saya dan L tidak berkomunikasi, hingga suatu saat L mengajak saya chat di Yahoo Messanger. Hanya chat sesaat, tidak berlanjut, namun ada kesan tersendiri.
Saya lupa bagaimana  kok tiba-tiba saya dan L bisa bagai teman tapi mesra. Yang saya ingat ada insiden salah paham dengan ID YM L, trus berlanjut menjadi sms-an dan kopi darat dengannya.

Saya juga mengalami hubungan tanpa status dengan versi lain. Kalau hubungan ini lebih ke anomali alien (begitulah saya menyebutnya). Saya mengagumi dia karena tulisannya yang bernas, Saya tidak kenal dengannya, hanya tahu tulisan-tulisannya saja. Saya menyimpan kekaguman yang amat sangat padanya. Trus sebagai pengagum beratnya saya mengikuti twitter dan facebooknya. Dari kedua socmed itu saya merasa lebih mengenal dia (dan tentunya semakin kagum). Beberapa kali saya pernah mengomentari status facebooknya atau mereply tweetnya, tapi tidak sering (soalnya orangnya kayaknya gak suka ngomong, jadi komentar saya dicuekin *kacian deh diriku*).
Karena saya orang yang imut, dan jujur, maka kekaguman padanya saya ungkapkan dalam bentuk tulisan (soalnya gak bisa mengungkapkannya dalam bentuk bunga atau bingkisan, apalagi dalam bentuk rupiah).
Sepertinya sih tulisan saya diresponnya, dia menjawab (padahal saya gak nanya lho) juga dalam bentuk tulisan tanpa menyebutkan diriku. Walau saya tidak 100% yakin semua tulisan itu ditujukan untuk saya, tapi saya yang memang memiliki gen GR yang tinggi, menganggap semua tulisan yang nyambung dengan tulisan saya sebelumnya dia tujukan untuk saya.
Dan sampai sekarang saya tidak pernah berjumpa dengan orang ini, tidak pernah chat secara pribadi, juga tidak pernah menyatakan secara langsung bahwa saya menyukainya. Saya hanya menuliskan tanpa menyebut dirinya. Bagi saya, tidak peduli dia suka atau tidak dengan saya, yang penting saya mengatakan apa yang saya rasakan dan tertuang menjadi tulisan (yang selalu tanpa menyebutkan namanya). Bagaimana saya bisa berharap jadi mesra?, wong pola komunikasinya aja aneh bin gak jelas gini kok.

Dari kasus saya dan dari kasus teman-teman yang mengalami hal serupa, sepertinya (lagi-lagi menurut saya lho ya), pengguna aktif internet, apalagi yang terhubung dengan media sosial hampir semuanya (ini analisa by perasaan) pernah punya teman tapi mesra dari dunia maya atau setidaknya terikat melalui dunia maya. Maksud saya, mungkin saja dia sudah kenal dengan orang tersebut, lalu kehilangan jejak sekian lama dan bertemu lagi di dunia maya, lalu mereka terjebak dalam hubungan tanpa status.

Saya tidak akan membahas apakah ini membahayakan bagi pernikahan atau tidak.
Saya hanya ingin mengatakan hal ini bisa terjadi karena adanya kenyamanan dan keselarasan dalam berkomunikasi. Kami yang bekerja mengandalkan internet, bisa betah 2 hari tidak tidur menghadapi layar komputer, dan terhubung dengan orang itu bisa dijadikan hiburan diantara sesaknya beban kerja. Apalagi jika orang tersebut mempunyai minat yang sama dengan kita, wah tambah lengket tuh.
Karena jika sudah kerja menghadap layar monitor, agak sulit berkomunikasi dengan orang di sekitar kita disebabkan konsentrasi kita ada pada apa yang tersaji di monitor.

Sungguh saya merasakan sensasi yang lain saat terhubung dengan teman spesial ini. Saya berharap dia menemani saya di saat saya bekerja menghadap layar monitor (juga saat tidak di depan monitor :D)
Jadi memang, tidak di dunia maya, tidak juga di dunia nyata, kebutuhan kita untuk direspon dengan baik, diperhatikan, diberi "sentuhan manis", membuat kita mencari untuk menemukan orang yang tepat. Nah karena kebetulan kerjanya terhubung dengan dunia maya, maka tidak heran jika kita juga mendapatkannya dari dunia maya.
Intinya, sebenarnya kita itu sedang mencari orang yang mampu membuat kita merasa nyaman dan dihargai.
coba deh kalo kita gak online, ya gak mungkin dapatnya dari dunia maya bukan?

Lho kok saya jadi cerita tentang diri saya sendiri?
ya pokoknya gitu deh *gak jelas nih*
apakah pembaca juga mempunyai teman spesial dari dunia maya yang mampu membuat hidupmu jadi penuh warna?
Oh ya sejak tulisan ini diturunkan (turun dari mana?), saya sudah bertekad tidak lagi merasa mesra dengan teman spesial, khawatir ntar saya jatuh cinta, trus jadi possessive, trus jadi nyiksa diri sendiri.

6 komentar:

  1. mas @Nung > curhat??...bayar!..wani piro? :P

    BalasHapus
  2. @bunda Desi>kalo aku menganggapnya "selingan" bun, jangan sampai merasuk ke hati, apalagi jika keduanya (atau salah satunya) sdh terikat pernikahan. Wah itu namanya bikin perangkap buat diri sendiri.

    BalasHapus
  3. tudepoin : jadi sekarang masih jomblo kah? *polos*

    BalasHapus
  4. @Slamet Riyadi > #lempar tabung gas#...bletak bletak bletak..........*rung nate diantemi bojone uwong yo?

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa