Begitulah Dia Mencintai


Tak ada sebab tanpa akibat. Tak ada suatu cita-cita tercapai tanpa suatu jalan yang dilalui untuk menggapainya.

Saya tergerak untuk menulis postingan ini karena seringkali saya jumpai sinyal kegalauan di twitter atau di facebook. Saya pun pernah galau, juga pernah ngetweet galau.
Namun saya tahu, memelihara kegalauan itu seperti memelihara benalu. Dia akan subur dan menghisap kesadaran kita untuk berlaku lebih baik.
Galau sesungguhnya hanyalah sinyal, sinyal bahwa kita butuh bantuan. Salah satu bentuk permintaan bantuan tersebut adalah Doa.

Doa seringkali diterjemahkan sebagai sebentuk permohonan manusia akan bermacam-macam keinginan dan permintaan kepada Yang Maha Kuasa.
Namun pada kenyataannya doa seringkali ditempatkan di posisi terakhir, saat ikhtiar, harta, akal dan kekuatannya tak lagi mampu mewujudkan keinginannya.

Keinginan untuk lepas dari kemiskinan, jodoh, memperoleh keturunan, lulus ujian, sembuh dari penyakit dan lain-lain dirasakan tak lagi bisa diupayakan dengan berbagai jalan, maka doapun baru dipanjatkan dengan sepenuh kesungguhan.
Tentu tidak begitu sejatinya. Meskipun memohon pertolongan Allah atas segala hal yang berada di luar kemampuan dan kendali kita jelas baik, namun berdoa justru dianjurkan untuk dilakukan pada segala kondisi (eh saya menuliskan ini juga sebagai upaya melecut diri saya agar senantiasa berdoa dalam segala kondisi).

"Jika kamu ingat Allah hanya saat menderita, maka Dia akan membuatmu menderita, agar kamu selalu mengingatNYA, begitulah DIA mencintaimu". Entah ini kata siapa, yang pasti saya selalu mengingatnya. Bisa jadi kalimat itu salah, namun kalimat itu mampu membuat saya khawatir hal itu terjadi.
Saya takut jika saya terus-terusan menderita agar bisa ingat padaNYA, makanya, walau sering lupa, disaat senang saya berusaha selalu membawa namaNYA, setidaknya selalu berkata Alhamdulillah atau Subhanallah, dengan harapan saya tidak melupakanNYA disaat senang.

Berdoa merupakan sebuah implementasi atas keyakinan seseorang pada Allah sebagai satu-satunya sumber dan tujuan kehidupan, dimana saat berdoa sesungguhnya seseorang tengah menundukkan hati, membentuk sebuah pengakuan bahwa sandarannya dalam kehidupan ini hanyalah DIA yang mengatur segala urusan hidup dan matinya.

"Berdoalah padaKU, niscaya akan KUperkenankan bagimu..." (QS. Al Mu'min :60)
Maka rasakanlah kekuatan doa...saya sudah merasakan, untuk itulah saya berbagi dengan anda.

Wallahu'alam.

3 komentar:

  1. motor merahnya apakah sudah ketemu tante? whihihi

    BalasHapus
  2. Galau saja, aku tahuuuuuuu ..... salamah itu namami ..... tak mungkin aku hadiri ...... pesta perkawinan itu ,.......

    BalasHapus
  3. @slam >huahaha...sdh ketemu dengan sukses slam, pakai doa jg kok
    @fakhri >halagh

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa