Mampir Ke Jember

Sebenarnya sudah agak basi tulisan ini kupublish di blogku, tapi tak mengapa. anggap saja sebagai dokumentasi
Hari pertama
Jember adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur. Kunjunganku ke Jember tanggal 30 Oktober 2011 kemarin adalah kunjungan untuk ketiga kalinya.
Walaupun sudah kurencanakan untuk mampir ke Jember seusai acara Blogger Nusantara di Sidoarjo, namun rencana itu nyaris batal, karena beberapa jam sebelum berangkat ke Jember, aku dikabari tetangga kalau papaku sakit. Whew..kuputuskan hari itu aku pulang ke Pekanbaru, tetapi papa meyakinkanku bahwa beliau tidak sakit berat, hanya mutah beberapa kali. Beliau memintaku untuk meneruskan rencanaku.
Setelah kuyakin papaku bisa kutinggal untuk beberapa hari lagi, maka berangkatlah aku menuju terminal Purabaya, naik angkot bersama teman lama di dunia maya (mbak Ajeng, dari Kediri) namun baru jumpa semalam sebelum acara Blogger Nusantara ditutup.
Sepanjang perjalanan menuju Jember penuh kegalauan, selain karena masih kepikiran papa yang sakit, juga karena rencana yang meleset, seharusnya aku tiba di Jember siang hari, lha ini berangkatnya aja dah sore, nyampe sana pastinya malam. Ditambah lagi macet karena ada jalan yang sedang diperbaiki.

Setelah melalui perjalanan 4,5 jam, tibalah aku di Terminal Tawangalun, Jember kira-kira pukul 20-an. Celingak-celinguk sana-sini nyari teman yang menjemputku, lho kok gak ada?.
Segera kutelepon teman yang janji akan menjemputku (namanya Mulyadi, aku memanggilnya pak Mul), naasnya panggilan teleponku gak direspon. Sms kukirim beberapa kali, ternyata juga tidak direspon, *gondokgzs*..kuputuskan mencari penginapan di sekitar terminal saja. Baru aja mau manggil ojeg, eh aku di telpon pak Mul, Pak Mul memintaku untuk keluar dari terminal, karena motor tidak diperbolehkan masuk terminal.

Alhamdulillah, ternyata pak Mul (yang baik banget) sudah siap dengan motornya untuk mengantarkanku ke markas Suwar-suwir (sebutan untuk komunitas Blogger Jember).
Sudah tenanglah hati ini, duduk nyaman dibonceng pak Mul, sepanjang jalan kami bercerita. Ditengah perjalanan hujan deras. Terpaksa kami berteduh di emperan ruko yang sudah tutup. Untung hujannya tidak lama, kamipun melanjutkan perjalanan menuju tempat menginapku.
Di markas sudah menunggu mas Robbi. Markas ini sebenarnya kediaman mas Robbi, jadi selama di Jember, aku “menjajah” kamar mas Robbi (yang bersih dan nyaman dengan kasur empuknya *makasih ya mas*).
Malam itu teman-teman dari Suwar-suwir, yaitu Andi, Lita dan mas Agus hadir. Setelah ngobrol dan sedikit meluruskan kakiku yang pegel selama di bis, kami mencari makan malam, dan terdamparlah kami di pecel simpang tiga. Pecel dengan bumbu yang khas, lauknya pun bermacam-macam, hanya buka setelah pukul 20 sampai dini hari. Tempat makannya pun sexy :D , di emperan toko, yang tikarnya gak cukup buat kami berlima (mungkin karena sebagian besar dari kami berbadan luas), terpaksa pak Mul merelakan mantelnya untuk alas duduk.
Aneka ragam lauk pecel simpang 3 Jember
Jangan membayangkan begitu sampai kami langsung dilayani, ngantri dulu euy, tapi tak mengapa, demi nasi pecel yang enak.

Seusai makan, kami berpencar, Lita dan Andi pulang menuju kos mereka, mas Agus pulang ke rumahnya. Aku, pak Mul dan mas Robbi menuju markas, melanjutkan perbincangan kami. Pukul 2 dini hari aku baru tidur.
Nah soal tidur ini rada memalukan diriku *pipi memerah*
Kebetulan kamar tidurku tepat disebelah ruang kerja mas Robbi. Dinding antara kamar tidur dan ruang kerja ini ada kisi-kisi dari besi. Pagi hari setelah aku mandi, mas Robbi ngomong gini
“Capek banget ya Nov?, tidurnya pulas tuh, ngoroknya keras”…okh nooooo tidaaaaaakk…*masukin wajah ke ember*

Hari ke dua.
Karena lupa mensetting alarm, aku sholat subuh pukul 5. Padahal di Jember subuhnya sekitar pukul 4. Alarm itu kusetting berdasarkan subuh di Pekanbaru. Di Pekanbaru pukul 5 tuh masih gelap, matahari baru menampakkan sinarnya sekitar pukul 6. Tapi tidak di Jember, pukul 5 sudah cukup terang.
Kulihat mas Robbi masih tidur pulas, akupun melanjutkan tidurku sampai handphone berdering. Sms dari mas Agus. Ternyata mas Agus dan istrinya sudah di depan pintu, siap dengan sarapan. Hari ini kami (aku mas Agus & istrinya, mas Robbi) berencana mengunjungi Taman Botani Sukorambi. Sebelum menuju lokasi kusempatkan untuk pijat dahulu, karena kakiku sangat pegal.

Mendekati Taman Botani Sukorambi terasa sekali udara yang sejuk. Pemandangannya pun memanjakan mata, hamparan tanaman tembakau, berseling dengan sawah yang mulai menguning padinya.
Banyak hal yang kupelajari di Taman Botani Sukorambi, misalnya, beberapa jenis pohon yang selama ini hanya kutahu namanya, kini aku tahu wujud dan rupanya.
Kami melewatkan beberapa jam di Taman Botani dengan foto-foto dan mengamati beberapa pohon.
Saat pulang dari Taman Botani, lagi-lagi kami diguyur hujan yang cukup deras, sehingga sukses membuat bajuku basah. Meskipun baju basah kami percaya diri mampir ke warung langganan mas Agus untuk menikmati semangkuk mie ayam yang hangat dan lezat.
Setelah hujan reda kami kembali menuju ke markas. Ditengah perjalanan aku tertarik dengan buah mangga yang ranum. Pedagangnya meyakinkanku jika buah ini sangat manis, dan ternyata benar..mangga gadungnya sangat manis *tapi tetep lebih manis diriku*, harganyapun sepertiga dari harga mangga gadung di Pekanbaru. Kalap dengan harga yang murah, maka aku membeli 1,5 kg. Padahal yang makan hanya diriku sendiri. Teman-temanku mungkin sudah bosan makan mangga ya. Alhasil aku tak mampu menghabiskan mangga tersebut.
Tanpa sengaja saat kami menawar mangga tersebut, lewatlah anggota Suwar-suwir yang lain, mas Nunung yang akan menjemput anaknya dari sekolah.
Pada kunjunganku sebelumnya ke Jember, aku sudah mengenal sosok laki-laki kurus yang humoris ini.
Kami pun menyempatkan diri berkunjung ke kantor pak Mul. Awalnya aku mau protes kenapa beliau tidak ikut bersama kami ke Taman Botani. Namun setelah melihat pekerjaan beliau yang tak memungkinkan untuk mengikuti kami, aku langsung menelan protesku.
Malam harinya aku, mas Robbi dan pak Mul menghabiskan waktu di Campus Resto, sebuah cafe dengan live music. Suara penyanyinya mirip suara vokalis Geisha, malah lebih bagus sih menurutku.
Melepaskan malam dengan hentakan musik yang mampu membuat kepala dan kakiku bergoyang.
Bersama mas Robbi di Campus Resto

Hari ke tiga.
Hari ini adalah hari terakhir aku di Jember, pagi hari, seperti pagi sebelumnya, mas Agus dan istrinya sudah siap dengan sarapan. Seusai sarapan aku dan istrinya mas Agus menuju ke agen penjualan tiket untuk membeli tiket pesawat Surabaya-Pekanbaru.
Kami tidak berencana menuju lokasi wisata manapun. Karena sore hari aku harus segera kembali ke Surabaya. Akhirnya kami memilih sebuah café untuk makan siang. Nasi rawon dan es krim berhasil menganjal perutku.
Aku harus mempersiapkan tenaga untuk 4,5 jam perjalanan menuju Surabaya, untuk kemudian terbang ke Pekanbaru. Aku permisi untuk tidur siang sejenak.
Sore harinya aku diantar mas Robbi menuju rumah mas Agus, dimana aku akan dijemput mobil travel yang akan membawaku ke Surabaya.
Pak Mul, Andi dan Lita juga menyempatkan mampir di rumah mas Agus, ngobrol ngalor ngidul, makan rujak dan ketawa ketiwi hingga travel menjemputku.
Setiap perjumpaan selalu berujung pada perpisahan. Berpisah dengan teman-teman yang menyenangkan sebuah peristiwa yang enggan kujalani. Genggaman erat ditangan saat salam  pamit, mengalirkan asa suatu saat kami akan bertemu kembali. Biarlah kami berpisah secara raga, toh kami masih bisa berkomunikasi.
Jendela mobil travel yang kutumpangi diketuk pak Mul, jendela kubuka, tangan beliau diulurkan, sekali lagi kujabat tangan beliau dan kucium takzim.
Kemudian kendaraan menjauh.
Jember..Insya Allah aku akan kembali lagi, karena ada sebagian hatiku yang kutinggalkan di Jember.

3 komentar:

  1. waaah.. aku juga cerita liburan ke malang lo... eh sampeyan udah komen ding..

    lha trus enake aku komen opo?

    photone kurang mbak, haha... tapi ndak popo...
    aku iso membayangkan kalo photonya close up keluar frame semua... :D

    BalasHapus
  2. @Ndop > komenmu membuatku semakin ingin cepat menguruskan badan

    BalasHapus
  3. Weh2.. ngincipi pecel SETAN to mbok dhe iki..

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa