Sayap Kehidupan (Renungan Ramadhan Yang Telah Berlalu)


Setiap manusia pastilah pernah berhadapan dengan  masalah. Masalah yang berbeda pada setiap individu, masalah yang hadir sekalian dengan solusinya, masalah yang telah DIA sesuaikan untuk setiap hambanya.
Hingga sebenarnya tak ada masalah yang di luar kemampuan kita untuk memikulnya.

Ramadhan baru saja berlalu. Wajah ceria menyambut Idul fitri. Gempita yang ditunjukkan adalah gambaran keceriaan bahwa yang berpuasa telah mampu meraih kemenangan.
Namun tak hanya semangat sambut Idul fitri dengan tawa riang dan keyakinan akan keberuntungan, intropeksi diri akan segala kemungkinan salah dan kalah tentu selalu hadirkan bersejajaran.
Benarkah kita telah “menang”? , benarkah kita telah layak mendapat piala kesuksesan Ramadhan kemarin?, benarkah kita telah memanfaatkan kesempatan emas Ramadhan kemarin?, dan beribu pertanyaan yang patut kita tanyakan pada diri kita sendiri.

Harap (Roja’) dan takut (Khauf) laksana dua sayap kehidupan. Saling menopang, saling berpadu. Harapan  memunculkan optimisme dan rasa takut atau kekhawatiran mendorong manusia untuk melakukan amal-amal baik.

Maka hanya berharaplah dengan Rahman dan RahimNYA, Allah akan menerima ibadah kita, namun sisipkan pula kekhawatiran bahwa kita hanya “bermain-main” saja dengan dunia ini. Hanya menahan lapar dan haus belaka.

Duhai Ramadhan, rasanya tak purna kami memanfaatkan limpahan kebaikan di bulan itu. Ibadah kami masih sedikit, amal kami masih ternoda hasad, iri, dengki, kikir juga prasangka buruk. Rasa malas dan lemah masih saja meraja.
Duhai Ramadhan masihkan kita dapat berjumpa kelak?, sementara rahasia umur kami hanya menjadi milik Allah SWT semata.

Wallahu’alam


0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa