Rok Mini (Sebuah Renungan Pilihan Berbusana)

"Saya suka pakai rok mini, kalau ada laki-laki yang iseng, itu urusan dia, saya tidak bermaksud mengundang"
Begitulah kalimat yang terucap dari seorang perempuan muda.
Dalam tulisan ini saya tak hendak menyalahkan pemakai rok mini. Saya pun bukan pemakai maupun penikmat orang yang memakai rok mini.
Saya hanya sering heran dengan pilihan busana mereka namun tak sadar konsekuensinya. Misalnya sudah tahu rok mini itu jika dikenakan akan memperlihatkan pahanya, namun mengapa banyak pemakai rok mini sibuk menutupi pahanya jika duduk di angkutan kota. Dah gitu, sumpah saya risih kalo ada pemakai rok mini yang gak hati-hati, suka (maaf) kelihatan celana dalamnya ..huuddff...

Pilihan berbusana seseorang dilandasi berbagai faktor, bisa karena trend mode, kenyamanan atau tuntutan pekerjaan (seragam).
Negara berkembang cenderung menjadikan negara maju sebagai standar kemajuan atau modernitas, termasuk dalam hal mode.
Mau ikut mode atau tidak, tergantung anda. Namun berkacalah pada diri sendiri, sesuaikan dengan situasi dan kondisi.

Mengutip pendapat Mien Uno (Executive vice President Jhon robert Power), kaidah berbusana meliputi 3S, yaitu serasi, sederhana dan sopan. Yang terkait pula dengan konsep time, place, ocassion serta kepribadian
Dari sisi etiket, tolok ukur yang digunakan untuk menilai pakaian mini adalah kesopanan. Salah satu patokan dalam etiket berbusana adalah dilarang mengeluarkan anggota tubuh, apalagi merangsang. Secara umum etiket busana adalah membuat orang lain mengamati diri kita sebagai satu kesatuan penampilan yang membuat orang lain merasa nyaman memandangnya. Ketidaknyamanan dapat ditimbulkan oleh pengabaian terhadap faktor 3S tadi.

Saat berkomunikasi dengan lingkungan, busana seseorang sangat menentukan. Dalam komunikasi terdapat faktor body language, faktor verbal, non verbal serta kontrol terhadap busana dan asesori yang digunakan. Sebagai contoh, pakaian yang terlalu minim membuat lawan bicara hanya memperhatikan anggota tubuh yang terlihat, jika ini terjadi, maka komunikasi yang dilakukan telah gagal.

Seharusnya setiap orang memaksimalkan potensi perilaku, memaksimalkan behavior dan brain, bukan memanipulasi our beauty.
Misalnya dia sudah sopan bajunya, namun gerakannya merangsang atau misalnya dia sudah sopan dengan gerakannya namum sorot matanya mengundang. Jadi itu juga bagian dalam mempengaruhi komunikasi dengan orang lain.
Busana itu bukan hanya sekedar yang melekat,tetapi busana itu adalah keseluruhan jiwa kita yang tampil pada waktu berkomunikasi dengan orang lain.

Faktor keamanan juga menjadi pendorong seseorang dalam berbusana. Setelah kerusuhan Mei tahun 1998, banyak wanita memutuskan menggunakan busana muslimah, mereka merasa lebih aman dan terlindungi.
Dalam memilih busana, sebenarnya faktor konsekuensi dari busana yang akan dikenakan harus dipertimbangkan. Maksudnya pada saat seseorang memilih untuk mengenakan busana yang memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya, tentu dia harus berpikir tentang reaksi dari lingkungannya. Karena lingkungan tidak dapat kita atur sesuka hati kita. Ketika seseorang menggunakan rok mini, kemudian diganggu atau dilecehkan, daripada hanya marah lebih baik berpikir, apakah sudah tepat busana yang saya kenakan?.

Ada lagi faktor yang mempengaruhi seseorang menentukan pilihan busana, yaitu keyakinan dan tingkat pemahaman seseorang terhadap agamanya.

Wallahu'alam

5 komentar:

  1. Jadi ingat pepatah jawa: Ajining diri ono ing lathi, ajining rogo gumantung ing busono.
    Jangan salahkan orang lain kalau tidak bisa menghormati kita, jika ternyata kita memang berperilaku yg tidak cukup layak untuk dihormati.

    Akhirnya aku komen disini juga mbak.. #girang

    BalasHapus
  2. sebelumnya, komentar tentang kasus yang berhubungan dengan rok mini yang masih hot sekarang ini.

    Terlepas dari rok mini, korban pemerkosaan tetaplah korban dan pemerkosa tetaplah bersalah, apapun alasannya. TITIK.

    Yang membuat saya berkerut kening adalah penyalahan pada kalimat "rok mini" oleh salah seorang pejabat. semoga ini bukan pembetulan kalau orang lelaki memperkosa perempuan memakai rok mini adalah dihalalkan.

    N sekarang, saya berlepas dari sebuah isu bernama "rok mini" semoga saya bisa belajar tentang keminian yang sesungguhnya. karena masih banyak mini-mini lainnya yang kudu dibetulkan. termasuk saya, yang masih sangat minim memahami apa yang ada

    BalasHapus
  3. Nice posting, Gan. Maaf saya telah nyampah di marih :D

    BalasHapus
  4. Aku ngga mendukung perempuan pake rok mini (apalagi laki-laki..sumpah!! sama sekali enggak) tapi aku juga ga syuka kalo rok mini dijadikan alasan kambing hitam dari pemerkosaan.

    BalasHapus
  5. para fansku (mbak Ajeng, Anaz & Itik (kem)bali>sangat setuju!!!! pemerkosaan atas dalih apapun gak dibenarkan...MERDEKA!!! hidup gorden!! hidup sprei!!!

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa