Ibu, Sekolah Awal Bagi Anak

Seorang anak berkomunikasi dengan menggonggong?, makan dengan cara makan seperti anjing? yup itu nyata terjadi di sebuah kota di Rusia. Seoarang anak yang "diasuh" oleh seekor anjing, orang tuanya kerap berlayar dan hanya sesekali menjenguk untuk mengirim makanan.

Seorang zoologi asal Austria, Konrad Lorenz, melakukan eksperimen pada tahun 1937 tentang pentingnya arti sosok yang merawatnya.
Konratz mengerami 5 butir telur angsa liar. Ketika telur itu menetas, Konratz-lah yang pertama kali dilihat oleh ke 5 ekor anak angsa ini. Tidak ada teman angsa lainnya untuk bermain. Sejak hari pertama menetas hanya si bapak berjanggut inilah yang menemaninya. Setelah beberapa lama, ke 5 ekor anak angsa itu telah menjelma menjadi Konratz junior, sebab cara mereka berenang, berjalan dan berperilaku persis seperti sang "pengasuhnya"

Dari dua contoh diatas, nyatalah bahwa peran pengasuh sangat vital. Setiap mahluk hidup yang lahir ke duania sangat membutuhkan sosok yang merawatnya, lebih dari sekedar mempertahankan hidup, namun juga menjadi contoh berperilaku.
Sejatinya seorang ibu mampu menjadi madrasah pertama bagi anaknya, melakukan transfer nilai, perilaku, pengetahuan dan lainnya.
Proses transfer tersebut akan membawa seseorang mampu memahami dirinya sendiri dan lingkungannya, serta membentuk harga diri.

Hubungan yang sehat dan matang, memperhatikan kebutuhan anak dengan sesuai dan mempertimbangkan ke khas-an yang dimiliki anak akan mampu membangun harga diri anak.
Meski tak ada ibu yang paling sempurna, namum usaha untuk menuju kesempurnaan itu harus tetap diupayakan.

Mari persiapkan diri dan jadikan diri kita sebagai sekolah pertama dan utama bagi anak-anak kita.

Wallahu alam

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa