Pemahaman dan Kesadaran
Beberapa hari yang lalu aku diingatkan kembali akan kekuatan doa. Selama ini aku merasa telah berdoa dengan cukup. Mau tidur berdoa, mau masuk kamar mandi berdoa, mau makan berdoa, bercermin berdoa, naik kendaraan berdoa,dll.
Namun ternyata masih banyak kegiatan yang diawali tanpa doa (walau sudah diniatkan karena Allah), misalnya, mau nyuci baju, setrika, akan bertandang ke pesta dll.
Padahal doa itu juga bernilai kesadaran.
Kesadaran yang lahir dari pengetahuan yang kita miliki, informasi yang kita serap dan pilah, sikap yang kita pilih, lalu tentang tindakan yg kita rencanakan dll. Dari kesadaran ini muncullah proses pemahaman.
Ya agaknya kita memang sering berkata & bertindak tanpa diiringi dengan pemahaman atau bahkan kesadaran. Kita sering terjebak dalam rutinitas.
Mengapa kita shalat?,karena setiap hari kita shalat, karena orang tua kita shalat, karena di sekolah diajari sholat, dll.
Maka kita tidak lagi merindukan shalat, tidak lagi merancang shalat berikutnya lebih khusuk, malah kadang kita mengeluh, eh kok dah masuk waktu sholat lagi ya?, padahal masih sibuk bekerja.
Ketika kita melangkahkan kaki menuju kantor, tempat usaha, kaki kita seringkali melangkah karena telah terpola demikian. Begitu juga saat kita mandi, berpakaian, sarapan, lalu berangkat untuk satu tujuan. Semuanya hanyalah rutinitas yang telah terpola dan kita lalai untuk menghadirkan pemahaman.
Suatu amalan tanpa pemahaman tentu sia-sia dan tidak lagi menghadirkan "rasa".
Kita tidak lagi menikmati amalan tersebut yang artinya kita tidak menikmati anugerah yang telah Allah pilihkan untuk kita. Kemudian tanpa terasa waktu berlalu dan kita menyesal karena semuanya telah berakhir.
Kini saatnya kita biasakan untuk menghadirkan kesadaran, mengawali setiap tindakan dengan pertanyaan : "Apakah Allah Ridho?", lalu dilanjutkan dengan pertanyaan : apa?, mengapa? dan bagaimana hidup saya?.
Sehingga kita punya pijakan kuat dan keyakinan tentang apa yang telah kita lakukan saat kesadaran dan tindakan kita tak diterima oleh sebagian orang.
Wallahu a’lam bishshawab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar