Apakah Agenda Ramadhan Kita?


Ramadhan sudah di depan mata. Segera datang kewajiban bagi orang-orang beriman untuk berpuasa. Jadwal makan dan tidur akan berubah. Akankah kita juga mengubah diri kita untuk menjadi lebih dekat denganNYA?.

Banyak yang berubah saat Ramadhan, bulan yang selalu saya tunggu. Terlihat masjid penuh sesak, kajian Islam marak dimana-mana, bacaan Al Quran terdengar hampir setiap saat.
Sepertinya suasana Ramadhan memudahkan orang untuk menjadi lebih baik.
Di tempat saya belajar tahsin, kami para murid telah sepakat bulan Ramadhan khatam Al Quran dengan bacaan yang benar (diawasi guru) *Insya Allah*.

Ada ungkapan “Sungguh celakalah orang yang kualitas dirinya pada hari ini lebih buruk daripada kemarin dan merugilah orang yang hari ini sama dengan hari kemarin”.
Ungkapan diatas merupakan standar kita dalam menilai upaya perbaikan diri.
Sikap dan perilaku manusia dibentuk oleh pengalaman hidup dan terjadinya pengulangan pengalaman.
Lihatlah bagaimana seorang yang kerja di pabrik roti piawai memasukkan roti dalam plastik kemasan. Kepiawaiannya itu tidak terjadi dalam sekejap, namun karena pekerjaan itu terus berulang, maka secara tak sadar semakin lama dia semakin cepat dan piawai memasukkan roti dalam kemasan plastik.
Diharapkan dengan adanya Ramadhan ini kita pun akan lebih mudah menjadi lebih sholeh. Suasana sosial yang mendukung dapat memberi motivasi tambahan untuk menjadi lebih dekat dengan Allah. Pengulangan pola makan/tidur selama sebulan akan mempermudah kita menjalani puasa sunnah pada bulan lainnya. Proses ini adalah sebagai upaya pendisiplinan diri.
Biasanya kita lebih takut untuk melanggarnya karena Allah telah “mengumumkan” hukuman bagi yang tidak mengerjakan ibadah wajib. Hal ini berbeda dengan saat kita melakukan ibadah sunnah, yang dianggap lebih ringan karena tidak ada “hukuman” jika tidak melakukannya.

Kadang kita merasa butuh waktu yang cukup untuk pada sampai pada titik tertentu. Kita ingin mengubah sikap dan perilaku untuk menjkadi lebih baik. Ramadhan, selama sebulan setidaknya mampu memberikan perbaikan mendalam dalam diri. Namun bukan berarti seorang harus menunggu Ramadhan untuk meningkatkan kualitas dirinya. Sebaiknya lakukan sesegera mungkin, karena siapa yang menjamin usia kita akan sampai pada Ramadhan berikutnya?
Jadi mengapa harus menunda, jika bisa melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik sekarang?

Wallahu’alam

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa