Karena Kita Tidak Bisa Membaca Hati

Hati memang ditakdirkan untuk tidak bisa dibaca seperti membaca buku.
Suaranya tidak bisa didengar seperti mendengar suara teman berbicara.
Keras dan lembutnya juga tak bisa diraba seperti meraba benda.

Kita hanya dizinkan menduga isi hati seseorang dengan dugaan baik (khusnudzon), agar kita tidak terjebak dalam pikiran-pikiran negatif yang kemudian berdampak pada perilaku negatif.
Karena dalam ajaran Agama saya, dikatakan :
“Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik maka baiklah seluruh jasad, bila ia rusak maka rusaklah seluruh jasad, dan segumpal daging tersebut bernama Hati" (HR,Bukhari).

Maka urutan sebelum sampai pada tindakan/perilaku adalah :
Hati, pikiran lalu dicerminkan dalam bentuk perbuatan (termasuk didalamnya ucapan dan pandangan mata)
Maka jangan pernah berkata :
“Ucapan dan perilakuku memang kasar, tapi hatiku baik”
Orang tidak bisa merasakan engkau orang baik jika kata-kata dan perilakumu kasar.
Orang hanya bisa merasakan apa yang tertangkap oleh panca inderanya, lalu menyimpulkan baik dan buruknya.

Seseorang terluka hatinya juga bukan disebabkan karena dia telah membaca/mendengar/meraba hati orang lain. Orang terluka, tersakiti karena panca inderanya menangkap sesuatu yang menyakitkan bagi hatinya.
Jika bicaranya kasar, maka yang tertangkap oleh lawan bicaranya adalah
“Dia sedang marah”.
Bila tulisannya menyerang, maka yang tertangkap oleh sang pembaca adalah
“Dia tidak suka padaku”

Tuhan adalah Pencipta Yang Maha Sempurna. Tidak bisa saya bayangkan jika semua orang dapat membaca isi hati orang lain.
Saya pun masih belajar menghaluskan hati saya, tulisan ini bukan untuk menceramahi orang lain (apalagi menyerang orang lain), semata-mata mengingatkan diri saya sendiri untuk senantiasa menjaga hati agar baiklah perilakunya.
Karena saya tidak ingin orang lain menyimpulkan saya adalah bagian dari orang-orang dengan hati yang tidak baik, untuk itu sekuat tenaga saya tidak akan melayani “ajakan” berbuat kasar.
Saya ingin menunjukkan bahwa saya bukanlah orang yang tepat untuk diajak bergabung dalam Persatuan Penganut Perilaku Kasar (yang tentu saja itu keluar dari hati yang keras dan kasar pula).

Wallahu a’lam bishshawab

6 komentar:

  1. jadi gimana sih mbak, cara terbaik untuk mengetahui isi hati orang lain :)

    BalasHapus
  2. itu partai baru ya Ka yang disebut bagian bawah :D? Insya Allah, semoga aku juga terhindar dari perilaku yang bisa menyebabkan orang tersinggung dan tersakiti. nicepost Ka

    BalasHapus
    Balasan
    1. huahahha...klo ada partai baru kayaka gitu, siapa ya simpatisannya?

      Hapus
  3. Tingkah manusia itu menunjukkan isi kepala dan hatinya kan mbak? Bagaimanapun seseorang berdalih, sesungguhnya dia hanya menunjukkan apa yg 'disembunyikan'nya..

    Salam kenal mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. yup benar sistha...klo kata Aa' Gym : teko hanya mengeluarkan isi teko...so apa yg tercermin pd tingkah laku kita itulah isi hati kita :)

      Hapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa