Sebaik-baik manusia adalah yang banyak manfaatnya bagi orang lain, untuk itu kami para blogger (yang juga manusia) juga berusaha menjadi umat terbaik tentunya. Apa yang bisa kami lakukan agar keberadaan kami menjadi bermanfaat?, bukan hanya bermanfaat bagi diri sendiri namun juga mampu menebar manfaat bagi sekelilingnya dan orang banyak?.
Blogger itu senjatanya adalah tulisan yang terlahir dari proses berpikir dan merasakan, kami adalah orang-orang independent yang hanya menulis berdasarkan apa yang kami rasakan (kecuali jika menulis review suatu produk :D). Nah karena ranah bermain kami adalah di dunia maya, maka kami pun menggunakan dunia maya sebagai sarana yang efektif guna mewujudkan cita-cita kami menjadi manusia yang terbaik, manusia yang banyak memberi manfaat. Salah satu bakti kami sebagai blogger untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (jiaaah bahasanya gak kukuuuh euy) adalah dengan kembali mengadakan Hibah Sejuta Buku. Kali ini telah memasuki tahap ke tiga. Tahap pertama buku yang terkumpul kami salurkan ke Kabupaten Meranti di Propinsi Riau. Tahap ke dua buku yang terkumpul kami salurkan ke salah satu Kabupaten di Papua. Untuk kali ini rencananya buku yang terkumpul akan kami salurkan ke SD YPPK Manusela Seram Utara – Maluku. Sekolah Dasar YPPK Manusela memiliki sekitar 60 murid dengan 6 ruang kelas. Di sekolah ini, hanya ada tiga guru. Namun, hanya seorang saja di tempat mengajar. Yaitu, Yuli Lilihata yang biasa dipanggil oleh anak-anak dengan sebutan Mama Yuli. Mama Yuli ini bukan PNS, beliau hanya guru honorer yang tak bergaji. Beliau selalu beranggapan, "kalau bukan kita, siapa lagi yang mau mengajar di SD terpencil seperti ini?"
Untuk mengetahui kondisi SD YPPK lebih lanjut dapat dibaca disini
Teman, saya pun sempat menangis saat membaca tulisan ini
Betapa sulitnya medan yang ditempuh untuk mengantar buku. Sementara banyak diantara kita yang tidak peduli dengan buku yang ada di sekitar kita. Dan sebenarnya apa yang saya lakukan juga tak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh mama Yuli yang harus pontang-panting mengajar para muridnya. Maka sebenarnya bukanlah suatu hal yang sulit jika kita meluangkan sedikit waktu, tenaga, harta untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hidup terlalu murah jika dihargai hanya untuk memperkaya diri sendiri bukan?.
Melalui tulisan ini saya dan teman-teman blogger (maupun bukan blogger) mengajak teman-teman untuk rela menyisihkan buku demi saudara kita yang haus akan buku, yang artinya haus akan ilmu.
Mari berbagi. Kehidupan mengajarkan pada kita bahwa tak ada orang yang hidup kekurangan karena berbagi. Jadi jangan takut berbagi.
Salam manis dari blogger
Blogger itu senjatanya adalah tulisan yang terlahir dari proses berpikir dan merasakan, kami adalah orang-orang independent yang hanya menulis berdasarkan apa yang kami rasakan (kecuali jika menulis review suatu produk :D). Nah karena ranah bermain kami adalah di dunia maya, maka kami pun menggunakan dunia maya sebagai sarana yang efektif guna mewujudkan cita-cita kami menjadi manusia yang terbaik, manusia yang banyak memberi manfaat. Salah satu bakti kami sebagai blogger untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (jiaaah bahasanya gak kukuuuh euy) adalah dengan kembali mengadakan Hibah Sejuta Buku. Kali ini telah memasuki tahap ke tiga. Tahap pertama buku yang terkumpul kami salurkan ke Kabupaten Meranti di Propinsi Riau. Tahap ke dua buku yang terkumpul kami salurkan ke salah satu Kabupaten di Papua. Untuk kali ini rencananya buku yang terkumpul akan kami salurkan ke SD YPPK Manusela Seram Utara – Maluku. Sekolah Dasar YPPK Manusela memiliki sekitar 60 murid dengan 6 ruang kelas. Di sekolah ini, hanya ada tiga guru. Namun, hanya seorang saja di tempat mengajar. Yaitu, Yuli Lilihata yang biasa dipanggil oleh anak-anak dengan sebutan Mama Yuli. Mama Yuli ini bukan PNS, beliau hanya guru honorer yang tak bergaji. Beliau selalu beranggapan, "kalau bukan kita, siapa lagi yang mau mengajar di SD terpencil seperti ini?"
Untuk mengetahui kondisi SD YPPK lebih lanjut dapat dibaca disini
Teman, saya pun sempat menangis saat membaca tulisan ini
Betapa sulitnya medan yang ditempuh untuk mengantar buku. Sementara banyak diantara kita yang tidak peduli dengan buku yang ada di sekitar kita. Dan sebenarnya apa yang saya lakukan juga tak sebanding dengan apa yang dilakukan oleh mama Yuli yang harus pontang-panting mengajar para muridnya. Maka sebenarnya bukanlah suatu hal yang sulit jika kita meluangkan sedikit waktu, tenaga, harta untuk saudara-saudara kita yang membutuhkan. Hidup terlalu murah jika dihargai hanya untuk memperkaya diri sendiri bukan?.
Melalui tulisan ini saya dan teman-teman blogger (maupun bukan blogger) mengajak teman-teman untuk rela menyisihkan buku demi saudara kita yang haus akan buku, yang artinya haus akan ilmu.
Mari berbagi. Kehidupan mengajarkan pada kita bahwa tak ada orang yang hidup kekurangan karena berbagi. Jadi jangan takut berbagi.
Salam manis dari blogger
nanti lama2 akan ada hibah PDF. Ehtapi itu butuh fasilitas berupa komputer atau hape yg bisa baca PDF ding.. hmmm...
BalasHapushibah apa aja bisa mas Ndop...asal hibah yg diperbolehkan :)
Hapusmas Ndop mau hibah vektor ke saya (lagi?) #ngarep