Godaan Ada Dalam Setiap Masa

Tadi malam, Alhamdulillah aku bertemu dengan sahabatku yang kini bermukim di Australia dalam rangka menyelesaikan program S3 nya. Desember ini dia harus ke Indonesia guna mengambil data risetnya.  Dia adalah sahabat, guru ngaji, guru English dan guru untuk berpikir "gak usah macam-macam"
Menyenangkan sekali berbicara dengannya, selain saat berbicara dengannya, tidak saja ia mendengarkan, namun tatapan matanya juga berbicara bahwa "Aku sedang menyimak apa yang kau bicarakan".
Dia tempatku curhat tentang apa saja dan aku selalu mendapatkan nasehat yang sederhana. Nasehat yang intinya selalu mengoreksi kembali niat dan perilaku kita sendiri, tanpa menimpakan kesalahan pada orang lain.

Nah karena banyak sekali teman-teman yang curhat padaku tentang "cinta" (begitulah mereka menyebutnya). Masalahnya mereka mencintai orang yang "salah", seorang istri "mencintai" suami orang, atau sebaliknya. Jikalau tidak boleh dibilang mencinta, setidaknya telah ada "rasa lain"(untuk selanjutnya kita sebut saja dengan perselingkuhan), yang menyebabkan mereka curhat padaku.
Setelah berpanjang lebar menceritakan macam-macam "jenis" curhat teman-temanku dalam bab mencintai kepada selain pasangannya, eh jawaban dia cuma sekuplit, dia cuma bilang gini
"Memang begitulah setan menggoda, yang belum menikah digoda untuk berlaku seperti orang yang sudah menikah, dan yang sudah menikah digoda untuk mencederai komitmen, lalu bercerai".
tinggallah aku menjabarkan kalimatnya dengan daya nalarku sendiri.

Yap! setan selalu masuk dengan cara yang halus, dengan membuaikan kita melalui kenikmatan dan  kesenangan.
Disaat nurani bicara, dengarkanlah, karena sebenarnya dalam hal perselingkuhan, kita tahu mana yang salah dan mana yang benar, hanya saja kebanyakan enggan menghentikannya, karena memang sensasi yang ditimbulkan membuat ketagihan.
Kecanggihan media komunikasi juga membantu dalam hal perselingkuhan, karena tanpa kehadiran sosok objek perselingkuhan pun, kita masih bisa terhubung dengannya. Ini sering dijadikan alasan untuk tetap menikmati sensasi "cinta salah arah" tersebut. Alasannya,  "Aku kan tidak berduaan atau berzina?!, aku aja gak pernah ketemu orangnya".
Ya, kehadirannya telah digantikan suaranya, tulisanyanya, gambarnya dll
Pada akhirnya aku hanya bisa mengambil hikmah menjadi tempat curhat teman, untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi , Insya Allah.
Semoga kita semua terhindar dari hal sedemikian. Amin

Wallahu'alam

4 komentar:

  1. nice post mba.. ini emang dalem banget-> "Memang begitulah setan menggoda, yang belum menikah digoda untuk berlaku seperti orang yang sudah menikah, dan yang sudah menikah digoda untuk mencederai komitmen, lalu bercerai". -> seandainyatidak sampai bercerai pun, ada hati yang tersakiti

    BalasHapus
  2. @yankmira > terimakasih say, semoga kita terhindar dari hal-hal seperti itu ya. Mendengarkan nurani adalah lebih aman dan nyaman daripada mengejar sensasi namun harus mematikan suara2 nurani.

    BalasHapus
  3. tulisannya mengena. godaan itu memang ada kapan saja dan dalam bentuk apa saja. :)

    BalasHapus
  4. @a! > terimakasih, benar..setan ada dimana dan kapan saja

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa