Anggaplah Seperti Jalan Raya.

Bangun pagi, seperti biasanya seusai sholat subuh langsung online. Laman pertama yang kubuka adalah twitter. Aku kaget mendapati balasan tweetku dari seorang  teman. Seingatku aku sudah menghapus tweet itu setelah sempat tayang 5 menit di twitter. Segera ku cek, tweet itu kupostkan kira-kira 7 jam yang lalu (maksudnya 7 jam sebelum aku membuka laman twitter seusai subuh ini), kuperkirakan 7 jam yang lalu karena tak lama sebelum menuliskan tweet tersebut, aku sempat ngetweet. Sementara temanku membalas tweet tersebut 2 jam yang lalu. LHO?..selain kaget aku juga heran, apa fitur delete tidak berfungsi?. Kembali ku cek tweet apa saja yang tampil di profiku, ternyata tweet yang telah kudelete tersebut tak tampak.

Aku bukan mempersoalkan mengapa tweet itu masih bisa terbaca, padahal aku telah menghapusnya. Aku tak paham hal-hal yang berbau tekhnis. Aku lebih mempersoalkan perangaiku di media sosial.
Tweet yang kuhapus itu bukanlah tweet yang kontroversial, bukan juga tweet caci maki atau penghinaan. Hanya sebuah tweet yang menyatakan kekagetanku atas tindakan yang dilakukan seorang temanku. Namun setelah kubaca ulang, aku berpikir, ikh kenapa juga ku share di tweet, gak penting banget, lalu kudelete.
Tweet itu membawa pikiranku mengembara ke masa silam *halah*, ke masa-masa pertama kali aku berkenalan dengan media sosial yang bernama twitter.
Awalnya media ini kurang kunikmati, bisa jadi tidak nikmat karena yang kufollow masih sedikit dan aku masih belum sepenuhnya paham bagaimana "cara bermainnya". Namun tak lama kemudian, aku sudah dapat menikmatinya.

Banyak celoteh yang kulemparkan di twitter, opini, kekesalan, kalimat-kalimat yang kuanggap lucu, me-retweet kalimat yang menginspirasi, atau tweetku yang bermaksud minta perhatian dari seseorang *malu* dll.
Banyak hikmah yang kuambil dengan bertwitter. Salah satunya aku menjadi lebih sabar *cieeee*. Sabar membaca tweet yang bersliweran di linimasa, kadang ada yang membosankan, menuh-menuhi linimasa aja.
Dulu sih suka protes, kalau ada yang menjengkelkanku, aku langsung menulis tweet protes (walau gak di mention) atau ngetweet yang kalimatnya cukup keras, sehingga mirip orang marah.
Perilaku seperti itu sekarang sudah mereda. Pelan-pelan aku mulai jarang ngetweet yang gak jelas (walaupun masih masuk kategori ceriwis). Sebisa mungkin isi tweetnya yang bermanfaat bagi orang lain dan mengurangi tweet yang cuma ngomongin diri sendiri alias curhat.

Bagiku linimasa tak ubahnya seperti jalan raya, dimana semua kendaraan boleh melewatinya. Kadang ada kendaraan yang bising, tapi ada juga kendaraan mewah melintas.
Dulu aku suka meng-unfollow akun bising, akun yang sering ngetweet, tapi sekarang aku berpikir dua kali jika akan meng-unfollow, pertimbangannya adalah gak enak hati, Ada beberapa teman akrab, entah itu teman facebook atau teman blogger yang tweetnya bising banget. Nah yang kayak gini nih yang dilema. Inginnya sih linimasaku isinya seperti yang kuharapkan, tapi ya mana bisa?, emang semua orang berpikiran sama denganku?.
Akhirnya ya sikap “Ya sudahlah, biarin aja”, kalau tak suka ya gak usah dibaca, lewatkan saja. Dan sikap itu membuatku semakin nyaman menikmati linimasa tanpa rasa sebel.

Dan pagi ini aku mendapat pelajaran baru, untuk lebih “Diam” . Ngetweetnya sedikit saja. Menahan diri untuk tidak gatal ngetweet. Dan mudah-mudahana apa yang ku tuliskan di twitter adalah yang bermanfaat.

Wallahu'alam

7 komentar:

  1. mas @Gajah >gemana cara molbek-nya qaqaq? :p

    BalasHapus
  2. gasruk gasruk gasrukk...aku datang membawa kebisingan dengan roda kereta api, hihhihi... setuju mba, biarkan dunia linimasa itu berjalan, suka kita ambil, tidak suka keep silent.

    BalasHapus
  3. *cek twitter* udah 2 hari gag ngtweet,,,
    eh di ubersocial,kalo aku org yang gag kita suka karena bising bisa di mute tanpa perlu unfollow..bener2 teknologi yang sesuatuuuuuuuu
    mbaak aku link yaah
    haduh maapkan baru sowan skrang ke blog mbak hikkz

    BalasHapus
  4. @yankkmira > iya mbak, sekarang aku dah sabar, gak pake sebel lagi klo ada yang "bising"...
    @Ranny> walah aku gak punya gadget yg bisa bikin mute :( , aku pake leptop..*sapa tau ngomong gini trus dikirimi Ranny BB*

    BalasHapus
  5. tips ngetwit galau: ngetwitlah pas linimasa sedang sepi... dijamin aman deh.. hehe..

    BalasHapus
  6. @ndop >malas akh ngetweet galau...galauku ada lima rupa2 warnanya, hijau kuning kelabu, merah muda dan biru

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa