Kekalahan Yang Indah

Menang dan kalah, berhasil atau gagal, adalah menu yang tersaji dalam kehidupan kita.
Ada yang puas dan bangga saat menang. Kecewa (bahkan marah) jika kalah.
Kemenangan dan keberhasilan adalah "mulia". Kekalahan dan kegagalan adalah "hina".
Kemenangan dan keberhasilan harus disyukuri.
Kekalahan dan kegagalan adalah bencana yang diratapi.

Begitulah, sehingga ada yang menjadikan kemenangan dan keberhasilan sebagai tujuan.
Orang seperti ini pun berdoa agar Tuhan Yang Maha Perkasa berkenan memenangkan dirinya dan mengalahkan kompetitornya.
Orang ini ingin Tuhan berpihak pada dirinya dan tidak peduli pada pesaingnya.
Ketika kalah yang terucap adalah "Nasib baik tak berpihak pada kita, tapi berpihak pada yang lain". Artinya mengatakan Tuhan tidak berpihak pada kita tapi berpihak pada yang lain. (Naudzubillah...mana pernah Tuhan pilih kasih???)



Menjadi pemenang sah-sah saja.
Menjadi orang sukses tentu penting dan layak diperjuangkan.
Namun meminta Tuhan untuk membantu kita seraya mengabaikan lawan kita???...menjadikan Tuhan memihak kita dan memusuhi kompetitor kita???....apakah ini tujuan kita????
Berdoa adalah keniscayaan yang mulia, namun ingatlah bahwa TUHAN TIDAK BISA DIPERALAT UNTUK KEBERHASILAN DAN KEMENANGAN MEREKA.

Banyak yang cenderung menyalahkan orang lain ketika gagal atau saat kalah bersaing.
Korban pun berjatuhan, persahabatan yang retak, silaturohim yang terputus dan hati yang terasuki dendam (Naudzubillahmindzalik..semoga kita terhindar dari hal sedemikian)
Itu dikarenakan doa-doa yang  dipanjatkan adalah agar Allah SWT memenangkannya. Padahal sungguh tidak adil mengkotakkan Allah hanya di pihak dia saja
Yang kita butuhkan bukanlah keberpihakan Tuhan untuk mengalahkan lawan kita, melainkan bimbingan, kekuatan dan rahmatNYA, agar kita siap menerima apapun yang terjadi.
Agar hati kita kuat menerima kemungkinan terburuk sekalipun.
Agar berlapang dada saat kalah.
Agar bisa memungut hikmah yang bertaburan dibalik kekalahannya.

Allah Maha Tahu apa yang terbaik bagi hambaNYA.
Kita boleh berdoa optimis sepenuhnya isi dada. Namun cobalah sisakan sedikit ruang di sudut hati bahwa tetap ada kemungkinan untuk gagal. Karena bisa jadi itulah yang terbaik dari Allah untuk kita.
Dengan begitu kita tidak hanya siap untuk menang , namun juga siap untuk kalah.
Tidak hanya bersiap untuk keberhasilan, namun juga bisa menerima kenyataan jika ternyata kemudian kita gagal.
Maka sungguh elok jika di setiap ikhtiar yang kita jalankan, kita juga mengingat ada kemungkinan untuk gagal.
Kemenangan memang indah, namun kekalahan pun bisa jadi tak kalah indah.

2 komentar:

  1. Ass...mbak.apa ada hubungannya dengan Pilkada nih..hehe..

    BalasHapus
  2. @ Pedagang Melayu >walaikumsalam warohmatullah pak.
    wah saya postingnya jauh sblm pilkada pak...heheh
    dah gitu gak sempat nyoblos pak...ada urusan yg lbh penting di SMK 2..heheheeh

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa