Sapalah Kehidupan Di Luar Diri Kita

Mengapa kadang kita mengalami kebosanan atau kejenuhan dalam hidup?. Salah satu sebabnya bisa jadi karena kita telah melakukan sesuatu yang monoton dan rutin dalam jangka waktu yang lama.
Kadang dengan kita sadari atau tidak, hidup kita cenderung menuju satu warna, satu garis, satu irama yang seolah membelenggu diri. Tuntutan hidup yang kian berat dan kompetitif seolah memaksa kita menjalani hidup dengan pola monoton dan rutin. Kita sibuk dan berfokus hanya pada urusan, jadwal rutin dan agenda ketat pribadi.

Berhati-hatilah karena pola ini bisa menimpa siapa saja, dan saat kita terjebak di dalamnya, kita bisa lupa menyapa kehidupan lain di luar kita. Termasuk menyapa orang-orang terdekat sekalipun, semisal tetangga kiri kanan atau kerabat. Kita seperti mesin yang hanya boleh bergerak berdasarkan program. Tak ada jeda, tak ada sela untuk masukan yang sifatnya darurat. Kita lupa menjenguk saudara yang sedang sakit, lupa sesekali kumpul bersama warga satu RT, lupa berempati, lupa bersimpati di lingkungan sosial yang telah memberi tempat pada diri kita untuk jadi bagian dari mereka. Ironis memang jika kita tak pernah berkunjung ke rumah RT atau terlibat dalam upaya pencerahan nurani sesama warga.

Pada tingkat yang lebih parah, kesibukan rutin yang kita jalani bahkan dapat membuat kita melupakan diri sendiri. Kita lupa bahwa disamping aktivitas fisik dan akal yang telah memenuhi agenda, kita juga butuh aktivitas jiwa untuk menggerakkkannya. Ya jiwa kita pun membutuhkan siraman ruhani untuk menyampaikan pada ketenangan dan kebahagiaan. Saat jiwa terlupakan, meski disebabkan oleh aktivitas fisik dan akal yang baik sekalipun, ia akan memberontak, gelisah, cemas. Pada saat itu kita merasa hidup begitu kosong dan tak berarti, yang pada puncaknya akan timbul satu pertanyaan "Untuk apa saya melakukan semua ini?"

Setidaknya ada 3 hal penting agar kita tak terbebani oleh kejenuhan.
Pertama, berilah makna atas setiap aktivitas yang kita lakukan. Apapun bentuknya, setiap aktivitas berpeluang memiliki kualitas pengabdian pada Allah. Percayalah aktivitas yang bermuatan spiritual akan sanggup menghalau kejenuhan.
Kedua, jaga prinsip keseimbangan dalam beraktivitas. Sebab fisik, akal dan jiwa membutuhkan pasokan tersendiri yang wajib untuk dipenuhi. Mengabaikan salah satunya akan melahirkan ketidakseimbangan dalam sistem tubuh.
Ketiga, sapalah kehidupan di luar diri kita, sebab jiwa yang bersih membutuhkan persentuhan dengan sesamanya lewat pertalian ukhuwah imaniyah.

Wallahu'alam

(Diambil dari tulisan Dwi Septiawati Djafar di majalah Ummi)

2 komentar:

  1. yes, aku haus sosialisai kawan... alhamdulillah sabtu besok ke semarang, ketemu komunitas seni di sana... semoga stressku terobati dan semoga bisa TOTAL terobati.. hehe aamiiin..

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa