Dipaksa, Memaksa Dan Terpaksa.

Dipaksa, memaksa dan terpaksa.
Pernahkah anda merasakan atau melakukan ke tiga hal tersebut?.
Hal yang tak mengenakkan jika dilakukan atau mendapat perlakuan seperti itu.
Namun mengapa hal itu sering terjadi?

Dampak yang ditimbulkan oleh ke tiga hal itu adalah adanya hati yang terluka, perselisihan yang tercipta, rasa sebal yang muncul atau malah putusnya hubungan silaturohim.
Darimana sih datangnya ke 3 hal itu?
Dipaksa dan memaksa adalah dua hal yang berkolaborasi dalam satu peristiwa. Subjek dan objek Ada yang dipaksa dan ada yang memaksa.
Artinya ada orang yang menginginkan orang lain berbuat seperti apa yang dia inginkan, jika orang lain menolak, maka ancaman pun menyeruak.
Orang yang  memaksa adalah orang yang sangat yakin bahwa cara dia adalah cara terbaik, logikanya adalah logika yang sempurna dan siapapun yang tidak sesuai dengan pemikirannya harus dikritik dan ditunjukkan arah yang benar, arahnya.Pemikiran ini menyangkal keberadaan individu dan keberadaan Tuhan.
Tuhan menciptakan setiap kita dengan cara yang unik. Tidak ada dua manusia yang berpikir persis satu sama lain. Maka jika kita tahu setiap individu adalah unik, tentulah kita tak perlu memaksakan kehendak kita yang belum tentu sesuai dengannya.

Terpaksa adalah hasil akhir dari kolaborasi memaksa dan merasa dipaksa, sang objek ahirnya menuruti permintaan sang pemaksa tanpa kerelaan.
Pribadi pemaksa adalah pribadi yang sulit, pribadi yang membelenggu dirinya dengan cara-caranya sendiri tanpa membuka peluang orang lain untuk memberi tahu cara yang lebih baik dan efektif. Padahal jika kita menjadi pribadi yang membuka hati dan pikiran kita seluas-luasnya tanpa serta merta menolak pendapat orang lain, maka kita pun akan mendapatkan pandangan yang mungkin tak pernah terlintas dan kita pun akan mudah mengerti. Memang tidak semua pendapat orang lain sesuai dengan kita, namun setidaknya mendengarkannya pun telah menambah wawasan kita bukan?
Tak mengapa menolak usulan orang lain, jangan pernah merasa dipaksa, karena perasaan dipaksa lahir dari sikap yang tak tegas, sikap yang tak menghargai diri sendiri.

Sikap memaksa, perasaan dipaksa dan terpaksa sebaiknya kita hindari.
Jika memang yang datang dari luar diri kita adalah baik menurut kita, mengapa tak kita lakukan?, sehingga kita tidak merasa dipaksa melakukannya.
Dan jika kita terus belajar untuk mengetahui cara-cara membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, maka tak perlu lagi kata memaksa bukan?

Mari kita bangun pengertian yang dalam agar hidup kita minim paksa.

Wallahu'alam

5 komentar:

  1. segala sesuatu yang namanya di paksa pasti hasilnya tidak bagus...

    BalasHapus
  2. Bagaimana dengan istilah yang sering kita dengar "Keadaan yang memaksa saya untu melakukan itu..."
    Apakah Keadaan emand sesuatu yang suka memaksa?

    BalasHapus
  3. seringkali suami saya berkata saya tidak pernah memaksa kamu untuk ikut dengan saya,,apakah kata itu orang yang tidak punya hati atau gimamna soalnya sering sya dengar itu hati saya sakit

    BalasHapus
  4. seringkali suami saya berkata saya tidak pernah memaksa kamu untuk ikut dengan saya,,apakah kata itu orang yang tidak punya hati atau gimamna soalnya sering sya dengar itu hati saya sakit

    BalasHapus
  5. Memaksakan diri sendiri itu apakah sama pengertiannya dengan terpaksa?

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa