Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Menjadi ibu rumah tangga adalah cita-citaku sejak SMP, oleh karena itu aku selalu menuliskan "Ibu rumah tangga" pada kolom cita-cita di biodata (jaman aku SMP, sedang trend tukar menukar biodata, ada buku khusus yang memuat berlembar-lembar form biodata).
Menuliskan "Ibu rumah tangga" sebagai cita-cita memang tidaklah umum (begitulah yang saya alami), karena cita-cita itu seharusnya dokter, insinyur, dan seambrek profesi lainnya. Maka tak heran bila teman-teman banyak yang menertawakan keinginanku itu.



Ibu rumah tangga itu bukan profesi, ibu rumah tangga itu adalah ibu yang tidak bekerja di kantor atau di luar rumah, ibu rumah tangga itu hanya mengurusi urusan domestik rumah tangga. Begitulah gambaran ibu rumah tangga di masyarakat kita. Maka tak heran jika jika kita temui banyak perempuan malu, enggan ataupun berat menyebut dirinya sebagai ibu rumah tangga.
"Ibu kerja dimana?"
"Akh, saya hanya ibu rumah tangga saja".
Rasa malu,jengah ataupun berat untuk menyebutkan profesi ibu rumah tangga bisa jadi dikarenakan pengambilan peran ibu berangkat dari "keterpaksaan", ataupun adanya sindrom feodalistik yang disosialisasikan turun temurun, bahwa sesuatu yang mempunyai “value”,yang mempunyai “nilai” adalah materi maupun kedudukan sosial. Sistem ini mengajarkan untuk menghargai benda, bukan karya!.
Sementara "karya" ibu rumah tangga tidak terlihat sebagai wujud layaknya benda. Bagaimana anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, percaya diri, kritis dan sholeh tidak dihargai sebagai karya.
Peran sebagai ibu rumah tangga memang jauh dari sanjung puji (meski dibalik orang2 besar selalu ada ibu yang mengarahkan mereka).
Kalaupun kemudian seorang perempuan menyadari pentingnya peran ibu dalam keluarga, namun disayangkan masih banyak yang menjalaninya berdasarkan insting semata, bukan sebagai suatu pilihan sadar yang diiringi dengan kesungguhan dan kemauan untuk meningkatkan terus peran keibuannya.


Memilih peran ibu dengan sadar, akan membawa konsekuensi pada upaya peningkatan kualitas diri seorang ibu.
Ibu haruslah bisa meningkatkan kualitas dirinya sendiri, kualitas anaknya, kualitas rumah tangganya, namun tetap bisa memberi kontribusi pada masyarakat. Klise memang, namun itulah "karya" seorang ibu rumah tangga idealnya.
 

Peran apapun haruslah bersandar pada etos akhirat, begitu pula peran ibu. Sebab tanpa itu seorang ibu tidaklah ikhlas mendidik dan berperan. Tanpa keikhlasan, tanpa harapan mendapat balasan yang sungguh besar dariNYA, maka menjalani peran sebagai ibu rumah tangga hanyalah dianggap sebagai rutinitas belaka. Jika  suatu perbuatan hanya dianggap sebagai rutinitas yang tidak dimaknai sebagai upaya untuk memperoleh ridhoNYA, maka apa yang dikerjakan ibu rumah tangga hanyalah sebatas pekerjaan saja, tak bernilai, tak bermakna dan tidak ada "ruh".

Sudah selayaknya kita merubah paradigma ibu rumah tangga. Masyarakat seharusnya lebih memberi apresiasi pada peran ibu rumah tangga. 

Suatu peran yang harus dipersiapkan sejak dini, bukan hanya ketika akan menikah atau akan mempunyai anak.
Mental dan pengetahuan tentang peran sebagai ibu rumah tangga dibangun dari awal, yang semestinya diajarkan oleh ibu-ibu sebelumnya.
Selain mental, fisik pun tak kalah pentingnya dipersiapkan. Seorang perempuan akan menjalani peran memproduksi generasi penerus, maka menyiapakan kesehatan alat reproduksinya seharusnya menjadi agenda utama pula.
(Sejak mengetahui bahwa kelak aku akan menjalani peranku sebagai wanita yang #insya Allah# akan mengandung, melahirkan dan menyusui, maka aku sangat berhati-hati memilih makanan, aku menghindari minuman bersoda dan memilih air putih atau aku memilih makan buah sebagai menu makan siangku yang kepepet daripada memakan mie instant. Karena kesehatan rahim berkaitan erat pula dengan kesehatan fisik secara keseluruhan).

Kini masihkan ada perempuan merasa tak percaya diri dengan profesinya sebagai ibu rumah tangga??.
Semoga tak akan ada lagi

Wallahu'alam

Tulisan ini pernah kuposting di blog http://berbagibersana.blogspot.com/



2 komentar:

  1. Bangga Menjadi Laki2 tulenn..wok wokkkk

    BalasHapus
  2. Peran seorang ibu rumah tangga tak akan pernah tergantikan oleh siapapun ^_^

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa