Kesungguhan Licikwan Serakahwan


Satu tahun ini berat badan saya terus meningkat, membuat beberapa hal menjadi harus diubah. Yang paling terasa adalah banyak baju yang tak lagi dapat saya kenakan karena sempit.
Bahkan pernah tanpa saya sadari celana jins kesayangan saya robek di bagian pahanya karena mbetetet membungkus paha yang ukurannya tak lagi seperti dulu.

Selama bertahun-tahun berat badan saya ideal dan stabil. Saya merasa nyaman dengan berat badan 63-65 kg dengan tinggi tubuh 172 cm. *berasa seperti Luna Maya*
Oleh karena daripada itu sebabnyalah *bahasa yang mubadzir*, saya memaksakan diri untuk diet dan rutin berolah raga.
Maka saya pun membuat program diet dan olah raga. Namun apa yang terjadi?, selama setahun ini saya tetap saja sakenake udele dewe , makan apa yang saya inginkan, mengabaikan tingginya jumlah kalori yang terkandung, lalu olah raga hanya angkat beban sekilo di depan televisi, itupun hanya beberapa menit. Padahal semangat sudah membara, bayangan dapat mengenakan pakaian yang dulu pun sudah menari-nari di dalam bayangan, Namun sebagus apapun sebuah rencana tapi tidak dilaksanakan, ya tak akan tampak hasilnya.

Dua bulan yang lalu saya berhadapan dengan orang yang saya anggap licik dan serakah. Saya yang bekerjasama dengannya dengan tegas menolak untuk meng mark up uang yang kami hasilkan, sehingga teman yang lain memperoleh pembagian yang berkurang dari perjanjian. Jelas saya menolak, menurut saya, ini bukan hanya masalah enaknya mengantongi uang banyak, tapi saya memikirkan nama baik, kepercayaan orang dan kredibilitas saya jikalau kelak kasus ini terbongkar. Pastilah akan sulit mendapatkan kembali kepercayaan orang pada kita jika sudah pernah terbukti tidak amanah.

Jika saya perhatikan perilaku para licikwan/serakahwan, mereka adalah orang-orang yang tangguh (walaupun harus membuang rasa malu). Mereka mampu melakukan manuver-manuver tajam, melobi dan menyuap orang-orang demi keuntungan pribadi, sekuat tenaga menyingkirkan orang-orang yang dianggap berpotensi membuka aibnya, jika perlu menggalang kelompok untuk mendukung "programnya".
Lalu sayapun membandingkan manuver para licikwan serakahwan ini dengan rencana diet saya.
Saya yang jelas-jelas melakukan hal baik, yang tak melanggar norma apapun saja malas-malasan menjalankannya. Padahal disitu ada janji Allah untuk membantu dan mendampingi orang-orang yang berusaha baik.
Ini baru urusan kecil, bagaimana saya bisa bersungguh-sungguh untuk urusan besar jika rencana kecil saja saya abaikan?.
Sementara para pembangkang Allah melakukan pembangkangannya dengan bersungguh-sungguh, dengan detail, dengan "promosi" manisnya.

Jika dilihat dalam skala besar, tak heranlah bila di negara kita yang mayoritas penduduknya religius namun tingkat korupsinya juga tinggi. Bisa jadi para orang-orang baik belum bersungguh-sungguh melakukan kebaikannya, sementara para koruptor merancang rencana dan melakukan dengan sangat detail, rapi dan tentu saja dengan kesungguhan.

Akh tak perlulah saya berkoar-koar teriak saya menderita karena ulah para licikwan serakahwan, akan lebih baik saya menguatkan niat baik, lalu terus berjalan, merealisasikan niat baik tersebut dengan kesungguhan tingkat tinggi, mengerahkan kemampuan maksimal, lalu kita lihat hasilnya. Toh Allah sudah menjanjikan akan senantiasa bersama dengan orang-orang yang tak membangkangNYA.

Mari kita bersungguh-sungguh dalam kebaikkan, agar kita tak kalah oleh kesungguhan para licikwan, serakahwan dan para pembangkang Allah.

Wallahu a’lam bishshawab



0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa