Aku dan Mimpiku (bagian 1)


Dalam beberapa postingan di blogku ini aku ingin menceritakan beberapa mimpiku (baca : harapanku).
Namun kali ini aku ingin berbagi (baca : bercerita) tentang “Mimpi serial”ku. Mimpi yang benar-benar mimpi *ikh bahasanya mbuled akh*, bukan mimpi dalam arti harapan atau keinginan. Maksudnya aku akan bercerita tentang mimpi dalam tidurku yang kurasa kok seperti sinetron Tersanjung yang episodenya sampai 200.

Mimpiku ini (sepertinya) berawal pada bulan Desember *perlu diketahui, aku jarang sekali bermimpi saat tidur*.
Seperti biasanya, sepulang mengajar privat pukul 21.00, masuk rumah, mandi, oleskan krim malam anti aging *tsaah*, baca buku sebentar, lalu ketiduran *ngorok*, dan terbangun sekitar pukul 2 dini hari. Nah sebelum terbangun itulah aku bermimpi *ya iyalah, mimpi kan pas lagi tidur*, mimpi tentang sebuah rumah yang aku gak tau itu rumahnya siapa. Udah gitu aja. So aku gak terlalu menganggap aneh mimpi tersebut. Beberapa hari kemudian aku bermimpi tentang rumah itu lagi, kali ini aku melihat beberapa orang keluar dari rumah tersebut, tapi tetap aja gak tahu siapa saja orang-orang yang keluar dari rumah tersebut. Yo wes, berlalulah mimpiku itu seperti angin berhembus. Eh lha kok keesokan harinya aku mimpi rumah itu lagi, lagi dan lagi. Walau tak setiap hari aku bermimpi tentang rumah dan penghuninya itu, tapi mimpi itu yang sering  kali hadir dalam tidurku.
Suatu hari (aku lupa kapan tepatnya), aku begitu ketakutan karena tiba-tiba merasa masuk ke dalam kamar seseorang, terlihat seperti nyata, bahkan kupikir aku sudah meninggal lalu arwahku singgah sebentar ke kamar orang *karena aku kan hobi singgah ke rumah teman untuk silaturohim (alibi klo sebenarnya aku suka nglayap)*. Lha tapi ini kamar siapa?. Kok tiba-tiba aku duduk di tepi tempat tidurnya. WOASTAGA!!  Saat kusadari ada seorang laki-laki di depanku, duduk membelakangiku.  Dia menghadap komputer layar datar. Wew…aku begitu ketakutan, takut kalau tuh orang memalingkan wajahnya lalu mendapatiku yang ujug-ujug hadir di kamarnya, terus aku digebuki karena dianggap maling. Aduh sesak napasku, lalu aku berdoa untuk segera dikembalikan di kamarku sendiri. Trus aku terbangun, lega banget nget nget ….

Beberapa hari kemudian kembali aku bermimpi rumah itu, kali ini aku tak lagi ketakutan, kuberanikan diri masuk dalam rumah tersebut, menikmati setiap sudut rumah. Ada beberapa orang hilir mudik dalam rumah tersebut, namun ada satu orang (entah apa hubungan kekerabatan dengan penghuni rumah tersebut) yang menatapku terus-menerus namun tanpa ekspresi.

Begitulah mimpiku yang semakin hari semakin jelas detailnya, aku tahu apa warna sprei kamar yang kumasuki, aku tahu perabotan apa saja di rumah itu, namun sama sekali tak tahu itu rumah siapa, dimana lokasinya, siapa saja orang yang kutemui.
Sampai tadi malam pun aku masih bermimpi tentang rumah itu. Berarti ini sudah memasuki bulan ke 5 aku bermimpi serial tentang rumah itu.
Yang paling kuingat dari rumah itu adalah, pohon salam yang ada di depan rumah dan besi panjang yang tertancap di atap rumah tersebut (gak tahu besi itu fungsinya sebagai apa).

Aku tidak terganggu dengan mimpi serial tersebut, Cuma penasaran saja itu rumah siapa?, siapa saja orang-orang yang kutemui dan mengapa aku bermimpi tentang hal tersebut.
Tuhan punya rahasia, dan aku hanya menanti terkuaknya rahasia tersebut. Karena DIA pulalah yang mendatangkan mimpi.
So yang bisa kulakukan adalah menikmati saja mimpi-mimpi tersebut.

Wallahu a’lam bishshawab

4 komentar:

  1. Ternyata, mimpi memang bisa bersambung, kirain Anaz doank. Lain kali ajak2 Anaz masuk ke rumah itu, yah? :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya say... kita janjian di mimpi untuk bisa bareng masuk rumah itu ya.

      Hapus
  2. haha ini mimpinya keren kayak sinetron :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kayaknya bisa lebih bagus dari sinetron kang...akang jadi pemeran utamanya ya klo mimpiku di jadikan sinetron. :p

      Hapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa