Sepenggal Kisah Yang Tak Ingin Terulang

Beberapa tahun yg lalu saya membaca di sebuah majalah tentang upaya mencari keadilan dari seorang dokter muda yang bekerja di sebuah RS swasta terkenal (yg berlabel "internasional") di Jakarta, yang di larang memakai jilbab saat bekerja.
Alasan pihak RS :  "Rumah sakit ini telah menerapkan kebijaksanaan bagi seluruh karyawannya untuk tidak menggenakan atribut keyakinannya masing-masing pada jam dinas",  lebih lanjut sang humas menulis "RS ini sesuai misi dan visinya berupaya untuk menjadi rumah sakit dengan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pelanggan harus bertaraf internasional"
Apa artinya? apakah seorang dokter muslimah yang berjilbab berarti tidak bisa memberi pelayanan bertaraf internasional? Ataukah seorang profesional yang telah lulus uji dan dinyatakan sah sebagai dokter tidak dapat berprofesi hanya karena memakai jilbab? Asthagfirullah.

Apa urusannya berjilbab dengan berlaku profesional dalam bekerja?.
Jilbab adalah perangkat penutup aurat yang Allah wajibkan atas diri perempuan demi kebaikan dan kenyamanan perempuan itu sendiri. Seorang perempuan yang berjilbab tak lagi dinilai dari ukuran kecantikan, atau seksi tidaknya tubuhnya. Ia akan dinilai dari kecakapan, kegigihan, kerapian, kebaikan atau keberhasilan usahanya. Artinya seorang profesional muslimah berjilbab akan dinilai dari profesionalitas kerjanya.

Ini berarti melarang seorang muslimah menutup auratnya (berjilbab) sama artinya dengan melarang seorang muslim untuk berlaku taat kepada Allah. Dan apapun atau siapapun yang menghalangi seseorang untuk taat kepada Allah adalah benar-benar PEMBANGKANG PROFESIONAL. naudzubillah min dzalik.

Persis seperti pengalaman kami (aku dan Yenti, patner kerjaku) saat memutuskan menggenakan jilbab saat masih SMK (thn 90-an). Kami diintimidasi utk segera melepaskan jilbab atau dikeluarkan dari sekolah. Aku memilih tidak menggenakan (tentunya dengan perasaan perih teriris), sedangkan Yenti memilih tetap menggenakan dgn  konsekuensinya dipanggil tiap hari menghadap kepala sekolah...dan aku sempat menangis saat melihat sahabatku itu ditarik jilbabnya dari belakang oleh seorang guru saat upacara senin, sehingga kepalanya terdongkak. Sungguh tak rela aku melihat hal sedemikian...namun Alhamdulillah ada seorang guru yg membela sahabatku itu, dia bilang tak layak ibu berlaku spt itu. (terimakasih pak Faisal)....

Dan ini masih berlanjut beberapa tahun berselang, saat aku mencari kerja. Dari 5 panggilan kerja yg kuterima ,saat wawancara mereka memintaku melepas jilbab, "Mbak bisa kerja di tempat kami, tp mohon tanpa jilbab ya mbak saat bekerja"...hudfff
Dan aku memilih tidak bekerja dgn mereka...(mending kerja sendiri deh....meski hanya penjahit, yg dimata sebagian org..gak bonafit banget sech, tp hati tenteram)

Dan kemarin lusa, ternyata kisah kami masih saja terulang (walau beda alasan), seorang gadis yg di periksa di sebuah pos satpam, spt memeriksa tahanan...seluruh isi tasnya di tuangkan di atas meja semen..diperiksa satu persatu...lalu dengan muka masam dia pak satpam itu berkata "jangan bawa bom ya mbak"...Naudzubillah....kata-kata itu membuatku meneteskan airmata, pasti sungguh menyakitkan bagi gadis tsb.
Melihat gadis itu membenahi satu persatu isi tasnya yang terserak, sungguh suatu pemandangan yg mengingatkanku pada kisahku yg lalu..

Aku berharap, tak akan ada lagi kisah-kisah seperti ini, juga tak akan ada lagi kekerasan, pelecehan, penghinaan atas nama apapun.

2 komentar:

  1. di pos satpam mana nop??? biar ku datangi...apa alasannya menggeledah?? di SOP satpam..penggeledahan hanya di lakukan terhadap orang yang tertangkap tangan melakukan tindak pidana...jika itu di lakukan satpam hanya berdasarkan rasa curiga bisa di tunut balik..

    BalasHapus
  2. @djati> Semoga pak satpam itu menyadari kekeliruannya :)

    BalasHapus

Copyright @ Elsenovi Menulis | Fluzu theme designed by Pirawa